BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peningkatan
populasi ternak khususnya ternak ruminansia sangat perlu didukung oleh ketersediaan
hijauan pakan sepanjang tahun,baik kuantitas maupun kualitasnya, mengingat
hijauan pakan secara umum merupakan porsi terbesar untuk ransum ternak
ruminansia. Sebagaimana diketahui pada saat ini sebagian besar hijauan pakan
yang diberikan kepada ternak ruminansia adalah rumput local yang berkualitas
rendah, padahal keragaman hijauan pakan yang ada di Indonesia sangat besar,
baik di daerah beriklim basah maupun daerah beriklim kering.
Petani ternak telah banyak menanam rumput
unggul seperti rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan rumput raja (Pennisetum
purpupoides). Di Indonesia produksi bahan kering rumput gajah dan rumput
raja berkisar antara 40 – 63 ton ha-1 tahun-1 (SIREGAR, 1989). Berdasarkan data
tersebut sebenarnya jika peternak mengusahakan kebun rumput dengan baik telah
dapat memenuhi kebutuhannya. Namun kedua jenis rumput tersebut memiliki
kelemahan yaitu memerlukan kesuburan tanah yang tinggi dan harus selalu
tersedia air.
Namun
tanpa kita sadari, sebenarnya maaih banyak
di lingkungan sekitar kita terdapat berbagai hijauan yang tumbuh secara
liar dan dapat digunakan sebagai pakan ternak. Hijauan liar ini biasanya tahan dengan
kekeringan, sehingga ketersediaanya cukup menyakinkan untuk memenuhi kebtuhan
hewan ternak.
1.2 Tujuan
Tujuan
dalam pembuatan makalah ini, antara lain:
1.
Agar kita mengetahui berbagai rumput liar yang dapat digunakan sebagai pakan
ternak.
2.
Supaya kita mengetahui dan dapat mendeskripsikan marfologi bunga dari rumput,
3.
Untuk menembah pengetahuan tentang marfologi rumput
1.3 Manfaat
Manfaat
dari pembuatan makalah ini yaitu kita
dapat mengetahui beberapa rumput liar yang dapat dijadikan sebagai cadangan
pakan ternak. Serta kita dapat mengklasifikasikan rumput tersebut agar lebih
mudah dikenali.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Cyperus rotundus ( Teki )
Klasifikasi
Kingdom :
Plantae
Subkindom :
Tracheobionta
Superdivisi :
Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Family : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus
rotundus
Rumput
teki memiliki batang tumpul
sampai persegi tiga tajam, lunak , membentuk umbi , hijau pucat. Daun berjumlah 4 – 10 helai dan
letaknya berjejar pada pangkal batang, dengan pelepah daun yang tertutup tanah,
helaian daun bentuk garis, dari atas hijau tua mengkilat, 10 – 60 kali 0.2 –
0.6 cm.
Rumput
teki memiliki Bunga Majemuk, di
ujung batang, bentuk bulir, panjang 1-3 cm, lebar 2 mm, benang sari tiga,
kepalasari merah, putik panjang ± 1,5 cm, coklat. Memiliki buah berbentuk bulat
telur panjang ± 1,5 cm, coklat.
Anak bulir
terkumpul menjadi bulir yang pendek
dan tipis, dan keseluruhan terkumpul lagi menjadiberbentuk panjang. Daun
pembalut berjumlah 3 – 4, tepi kasar, tidak merata. Jari-jari payung 6 –
9,pangkal tertutup oleh daun pelindung yang berbentuk tabung, yang t erpanjang
3 – 10 cm, yangterbesar sekali lagi bercabang. Anak bulir 3 – 10 berkumpul
dalam bulir, duduk, berbetnuk garis, sangatgepeng, coklat, panjang 1 – 3 cm,
lebar 2 mm, berbunga 10 – 40. sekam dengan punggung hijau dan sisicoklat,
panjang kurang lebih 3 mm. Benang sari 3, kepala sari kuning cerah. Tangkai
putik bercabang 3.buah memanjang sampai bulat telur terbalik, persegi tiga,
coklat, panjang kurang lebih 1.5 mm.
2.2 Cynodon dactylon ( L ) Pers (
Kakawatan )
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkindom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : LiliopsidaSubkelas : Commelinidae
Ordo : PoalesFamily : Poacea
Genus : Cynodon
Spesies :Cynodon dactylon
Kakawatan termasuk rumput menahun dengan tunas menjalar yang keras; tinggi
0.1 -0.4 m(½ m). Batang langsing, sedikit pipih yang
sudah tua dengan rongga kecil. Helaian daun bentuk garis, tepi kasar, hijau
kebiuran,berambut atau gundul, 2.5 – 15 kali 0.2 – 0.7 cm. Bulir 3 – 9, mengumpul, panjang 1.5 –
6 cm. Poros bulir bertunas.
Anak bulir berdiri sendiri,
berseling kirikanan tunas, menghadap ke satu sisi, menutup satu dengan yang
lain secara genting, duduk, ellips memanjang, panjang kurang lebih 2 mm,
kerapkali keungu-unguan. Sekam 1 – 2 yang terbawah tetap tinggal. Jumlah benang
sari 3, tangkai putik 2, kepala putik ungu, muncul di tengah-tengah anak
bulir.
Bunga
tegak seperti tandan, Biji membulat telur , kuning sampai kemerahan terna bertahunan yang berstolon,
merumput dengan rimpang bawah tanah menenbus tanah sampai kedalaman 1 m atau
lebih. Lamina melancip – memita,berlapis lilin putih keabu-abuan tipis
dipermukaan bawah, gundul atau berambut pada permukaan atas .pelepah daun
panjang halus, bermabut atau gundul. Ligula tampak jelas berupa cincin rambut –
rambu tputih.
2.3 Eleusin
indica ( Carulang )
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Ordo : Poales
Family : Poacea
Suku : Eragrostideae
Genus : Eleusin
Spesies
:Eleusin indica
Rumput ini berumur pendek, kerap kali berumpun kuat, kadang-kadang pada buku yang bawah
keluar akar. Batang kerap kali
berbentuk cekungan yang terbentang; tinggi 0.1 – 1.9 m. Batang menempel pipih sekali, bergaris, kerap
bercabang.
Daun dalam dua baris. Pelepah daun menempel kuat berlunas. Lidah seperti selaput,
pendek. Helaian berbentuk garis dengan tepi kasar pada ujung, pada pangkalnya
ada rambut panjang, 12 – 40 kali 0.41 – 1cm.
Bulir terkumpul 2 – 12, satu sisi. Poros bulir bersayap dan berlunas, panjang 2.5 – 17
cm. Anak bulir berdiri sendiri, berseling kiri kanan lunas, duduk, rapat
menutup secara genting, menempel rapat, panjang 4 – 7 mm. Sekam terekan rapat
berlunas, dua yang terbawah tetap tinggal lama. Benang sari 3;kepala sari
pendek. Tangkai putik 2; kepala putik sempit, ungu.
2.4. Ageratum conyzoides
( babadotan )
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Famili : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum
conyzoides
Batang
berbentuk bulat, berambut
jarang. Daun bawah berhadapan dan
bertangkai cukup panjang, daun yang teratas tersebar dan bertangkai
pendek. Helaian daun bulat telur, beringgit, panjang 1 – 10 kali 0.5 – 6 cm,
kedua sisinya berambut panjang, sisi bawah juga dengan kelenjar yang duduk.
Bongkol bunga berkelamin satu macam,
terdapat 3 atau lebih bongkol berkumpul jadi karangan bunga bentuk malai rata
yang terminal. Panjang bongkol 6 – 8 mm , pada tangkai berambut. Daun pembalut tersusun
dalam 2 – 3 lingkaran, runcing, tidak sama, berambut sangat jarang atau
gundul. Dasar bunga bersama tanpa sisik.
Memiliki bunga
yang sama panjang dengan
pembalutnya. Mahkota dengan tabung sempit dan pinggiran sempit bentuklonceng,
berlekuk 5, panjang 1 – 1.5 mm. Buah
keras bersegi lima, berwarna putih, dengan panjang 2 – 3.5 mm.
2.5 Oxalis barrelieri ( Calincing )
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Oxalidales
Family : Oxalidaceae
Genus : Oxalis
Spesies :Oxalis
barrelieri
Tumbuhan
ini berdiri tegak dengan tinggi mencapai 1,5 cm warnanya terdiri dari keputih-putihan,
eseptate rambut, kadang-kadang tapi jarang terlihat padab erakar, petioles, dan
lebih rendah dari permukaan Leaflet blades; pinnately daun 3-foliolate, yang petiole panjang 1,5-3,5 cm, terus
menjadi tulang punggung 5-10 mm panjang di bawah terminal leaflet, selebaran
yang berbentuk bulat panjang ke blades bujur, hingga 3,5 x2,5 cm (terminal satu
yang terbesar), tumpul atau bulat di puncak, petals (sampai 9 x 3,5 mm) pink kecuali terhadap kehijau-hijauan
atau kekuning-kuningan yang dasar. Capsules
berbentuk bujur telur, 5-10 x 2-5 mm, 5-angled, dengan 2-4 biji per
locule "(Smith, 1985, pp. 624-625).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat kita simpulkan
bahwa rumput yang hidup secara liar dapat juga digunakan sebagai ransum untuk
ternak. Rumput lebih tahan terhadap kekeringan, sehinga sangat dibutuhkan di
musim kemarau. Rumput memiliki jenis dan spesies yang berbeda-beda, sehingga
marfologi dan bentuk bunganyapun berbeda.
3.2
Saran
Populasi rumput saat sudah tidak sebanyak dahulu
lagi, hal ini disebabkan dengan pemakaian herbisida yang berlebihan. Serta kita
harus membiarkan rumput yang tumbuh di lahan kosong, karna biasa dipakai
sebagai cadangan pakan ternak.
DAFTAR PUSTAKA
LUBIS, D. A. 1968. Ilmu makanan Ternak. P.T. Pembangunan.
Jakarta.
SIREGAR, M. E. 1989. Produksi hijauan dan
nilai nutrisi tiga jenis rumput ennisetum
dengan sistem potong angkut.. Pusliotbangnak. Bogor
SUTARYONO, Y. A. dan I. J. PARTRIDGE.
2002.Mengelola padang rumput alam di Indonesia Tenggara. ACIAR
Comments