BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemerahan merupakan kegiatan yang
dinanti-nanti oleh peternak sapi perah. Teknik pemerahanpun berbeda-beda, yaitu
mengunakan cara manual (tradisional) maupun mengunakan mesin (modern). Kedua
teknik ini memiliki kelebihan maasing-masing. Untuk segi kualitas, teknik
mengunakan mesinlah yang paling baik.
Hasil perahan mengunakan mesin lebih higienis,
bersih, dan cepat. Kandungan bakterinya (total plate count/TPC) hanya berkisaran
250 ribu/cc, jauh dari ambang batas yang diperbolehkan SNI, yaitu di bawah 1
juta. Bila mengunakan cara manual, nilai TPC-nya berkisar 3 juta/cc.
Harga mesin ini memang mahal, tetapi
mesin perah merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatnya kualitas susu.
Jika pemerahan dilakukan secara manual, kebersihan tangan si pemerah turut
berperan pada kesterilan susu. Belum lagi mood pemerah juga mempengaruhi waktu
dan produktivitas.
Mesin pemerah susu adalah suatu mesin
semi otomatis untuk memerah susu pada sapi. Mesin ini tidak dibuat hanya untuk
satu ekor sapi, tapi kebanyakan satu rangkaian komponen alat itu dibuat untuk
memerah 200 ekor sapi per jam. Sistem dari rangkaian alat tersebut adalah
terdiri dari pompa vacum, regulator (alat pengukur), dan pulsator. Bersama-sama
sistem tersebut bekerja untuk mengalirkan susu ke dalam suatu saluran untuk
yang selanjutnya akan diolah menjadi banyak produk. Di pasaran beragam tipe
mesin pemerah beredar, mulai kategori murah sampai mewah.
1.2
Tujuan
Tujuan dari penilisan makalah ini yaitu :
- Agar kita
mengetahui keungulan dan kekurangan dari beberapa system pemerahan
- Untuk mengetahui beberapa system
pemerahan yang bisa diterapkan dalam peternakan sapi perah
1.3
Manfaat
Dengan selesainya
makalah ini diharapkan pembaca mengetahui system pemerahan yang baik, supaya
dapat menjamin kualitas produk susu yang dihasilkan. Dengan terjaganya keamanan
produk susu, masyarakatpun tidak kuatir dengan susu yang berbahaya bagi
kesehatan.
BAB
II
EMBAHASAN
2.1. Sejarah
Pada tahun 1820, pertama kali ditemukan
peralatan yang sangat sederhana
untuk mengeluarkan susu dari ambing. Alat tersebut
tampak seperti pada gambar
berikut ini (Gambar. 1)
Gambar
1. Peralatan Sederhana Untuk Mengeluarkan Susu Dari Ambing.
Selanjutnya mesin perah yang pertama
diciptakan dan dikeluarkan pada tahun 1850 oleh seorang petani dari Amerika
yang bemama Anna Baldwin. Alat tersebut berbentuk sebuah pompa yang dihubungkan
dengan pipa yang berujung pada sebuah mangkok yang berlubang empat untuk
menyedot susu dari keempat puting. Di ujung lain digantungkan sebuah ember guna
menampung susu hasil pemerahan. (Gambar. 2)
Gambar 2. Mesin perah
tangan buatan Anna Baldwin
Seiring dengan perkembangan teknologi
mesin perah pertama ini terus dikembangkan sehingga akhirnya tercipta mesin
perah modern seperti yang dijumpai sekarang.
2.2. Mesin Perah Modern
Metode pemerahan dengan mesin perah
modem dewasa ini menggunakan cara mekanisasi, artinya pemerahan memakai mesin
sebagai pengganti tangan. Dalam peternakan sapi perah, mesin perah dibedakan
menjadi 3 yaitu system ember (Bucket system), sistem pipa (Pipe line
system) dan Sistem Bangsal Pemerahan (Milking parlor system).
2.2.1. Sistem ember (Bucket system)
Sistem ember adalah salah satu sistem
pemerahan yang menggunakan mesin sebagai pengganti tangan yang dapat
dipindah-pindah dari tempat satu ke tempat lain. Sitem ini cocok digunakan
untuk petemak kecil. Susu hasil perahan dari sistem ini ditampung di ember yang
terdapat di setiap mesin. Setelah itu, susu hasil perahan setiap ekor sapi
ditakar terlebih dahulu, kemudian dituang di tangki pendingin.
Pemerahan dengan sisitem ini dapat
diterapkan di Indonesia pada peternak sapi perah yang jumlah sapi induk kurang
dari 10 ekor atau pada peternak sapi perah rakyat yang kandangnya berkelompok.
Pemerahan dengan sistem ember ini perlu dirintis di Indonesia dengan harapan
dapat menekan kandungan bakteri dalam susu.
Mesin perah sistem ember ini bagian-bagianya terdiri
dari:
1.
sebuah motor pembangkit vakum,
2.
pipa vakum,
3.
selang karet vakum,
4.
pulsator,
5.
ember penampung susu,
6.
pengatur pulsasi,
7.
tabung perah (teat cup) yang terbuat dari
logam tahan karat dan karet inflasi di dalam tabung perah,
8.
selang susu
(Gambar.
3)
Gambar 3. Mesin Perah
Sistem Ember (Bucket system)
Mesin perah sistem ember ini bekerja
atas dasar perbedaan tekanan udara yang dibangkitkan oleh motor pembangkit
vakum atau pompa vakum. Perbedaan tekanan udara ini menyebabkan karet inflasi
di dalam tabung perah kembang kempis memijat puting. Pada waktu udara masuk ke
dalam tabung perah, yaitu diantara tabung perah dan karet inflasi, karet
inflasi mengempis. Peristiwa ini disebut fase istirahal.
Selanjutnya udara di dalam tabung
menjadi hampa udara. Oleh karena itu di dalam tabung dan karet inflasi kompa
(tidak ada tekanan) sedangkan di dalam ambing bertekanan, maka susu terdorong
keluar/tersedot. Peristiwa ini disebut fase perah. Demikian seterusnya, fase
perah dan fase istirahat datang silih berganti.
Supaya fase perah dan fase instirahat
dapat berlangsung secara bergantian, maka mesin perah dilengkapi dengan
pulsator yang berfungsi mengatur tekanan udara antara keadaan bertekanan dan
hampa udara. Dengan kala lain, pulsator mengatur fase istirahat dan fase perah.
Bila klep atau tombol vakum ditutup maka udara dari luar masuk dan berhentilah
kegiatan pemerahan dan karet inflasi kembali
berbentuk semula. Kedudukan karet inflasi dalam fase perah dan fase istirahat
dapat dilihat pada gambar berikut ini (Gambar. 4) dan Cara pemasangan tabung
perah (teat cups) pada puting (Gambar. 5)
Gambar 4. Penampang
Tabung Perah.
Gambar 5. Urut-urutan Cara Memasang Tabung
Perah (Teat Cups) pada Puting.
Proses mekanik pemerahan ini adalah: perah-istirahat-perah-istirahat-perah
dan seterusnya yang terus berlangsung hingga ambing kosong. Lamanya waktu fase
perah dan fase istirahat tergantung dari apa yang disebut rasio pulsasi. Rasio pulsasi
adalah perbandingan antara fase perah dan fase istirahat. Untuk mesin perah
sistem ember/baket, rasio pulsasi 60:40 per satua waktu, artinya dalam satuan
waktu-waktu fase pemerahan berlangsung 60 kali dan fase istirahat 40 kali per
satuan waktu.
Laju pulsasi atau besar kecilnya pulsasi
di atur oleh tombol pengatur pulsasi yang terletak di bawah keempat tabung
perah. Laju pulsasi disetel sesuai dengan anjuran pabrik pembuat mesin,
Meningkatkan laju pulsasi melebihi anjuran tidak akan mempercepat pemerahan,
bahkan dapat menyebabkan lukaluka yang sering pada puting dan ambing.
Tekanan pada mesin perah disetel pada
saat instalasi mesin perah di pasang. Tekanan yang terlalu lemah membuat tabung
perah tidak dapat menempel pada puting. Sebaiknya sebelum menggunakan mesin ini
dianjurkan untuk meminta bantuan teknisi untuk menyetel tekanan vakum dan
pemeriksaan secara berkala.
2.2.2
Sistem Pipa ( Pipe line
system)
Pada system ini, pemerahan langsung juga
berada di dalam kandang dimana sapi yang akan diperah tetap terikat
ditempatnya. Mesin perah dipindah dari sapi satu ke sapi berikutnya. Sedang
susu hasil pemerahan langsung dialirkan ke dalam tangki pendingin melalui pipa
tanpa berhubungan dengan udara luar. System pemerahan dengan system pipa ini
dapat dilihat pada gambar 6.
Ganbar 6. Pemerahan dengan Mesin Sistem Pipa
Dilakukan di dalam Kandang
2.2.3. Sistem Bangsal Pemerahan (Milking parlor
system)
Pemerahan berlangsung di suatu bangsal
atau ruang khusus yang disiapkan untuk pemerahan. Di bangsal ini ditempatkan
beberapa mesin perah. Setiap satu mesin melayani seekor sapi. Sasu hasil pemerahan
langsung ditampung di tangki pendingin (cooling unit) sesudah melalui tabung
pengukur produksi yang terdapat pada setiap mesin. Sapi yang akan diperah
digiring ke bangsal pemerah melalui suatu ternpat (holding area) yang luasnya
terbatas dan sapi berdesakan. Di holding area sapi dibersihkan dengan sprayer
dari segala arah (Gambar 7.), selanjutnya sapi satu per satu masuk bangsal
(milking parlor)
Gambar
7.
Pemerahan dengan Mesin Sistem Pipa Dilakukan di dalam Kandang.
Sistem bangsal perah (milking parlor
system) mempeunyai bentuk yang bermacam-macam, antara lain:
a.
Sistem sirip ikan tunggal atau ganda (single/double
heringbone milking, parlor) yang
terlihat seperti pada Gambar 8. dan 9.
Gambar
8. Bangsal Perah Sistem Sirip Ikan Ganda.
Gambar
9. Bangsal Perah Sistem Sirip Ikan Ganda Beserta Peralatannya.
b.
Sistem sirip
ikan berbentuk wajik (heringbone diamond shaped polygon milking parlor} Gambar
10. dan 11.
Gambar
10. Bangsal Perah berbentuk Wajik
Gambar
11. Bangsal Perah Berbentuk Wajik Beserta Kandang Lepas Free Stall Modern.
c.
Sistem komidi
putar (rotary milking parlor) Gambar 12. dan 13
Gambar
12. Bangsal Perah Sistem Komidi Putar
Gambar
13. Bangsal Perah Sistem Komidi Putar Lengkap Dengan Peralatan
Gambar 14. Komponen Mesin Perah: 1) karet
inflasi, 2) tabung perah (teat cup shell), 3) selang udara dari karet, 4)
pulsator, 5) mangkok, 6) selang susu dari karet, 7)selang vakuni dari karet, 8)
penggantimg alat pemerah.
2.3. Robot Pemerah
Selain alat tersebut diatas, akhir-akhir
ini telah ditemukan alat atau mesin untuk memerah susu terbaru, yaitu robot
pemerah susu. Seperti yang terdapat pada Kompas cyber media.com Kamis, 29
Desember 2005 yaitu para peternak sapi di Australia telah menggunakan robot
tersebut untuk memerah susu ternaknya. Program ini bertujuan meningkatkan
produktivitas dan cara beternak yang lebih baik.
Mesin tersebut akan menggantikan
pekerjaan peternak yang biasa memerah susu dua kali sehari dan berhasil
memasang 200 hingga 300 cangkir setiap hari. Sedangkan sapi-sapi yang akan
diperah akan mendatangi tempat pemerahan sesuai keinginannya sendiri begitu
merasa tidak nyaman karena kelenjar susunya telah penuh.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Mesin perah terbukti dapat meningkatkan
produktifitas dan higienitas susu. Ini terbukti dengan meningkatnya hasil
pemerahan sebesar 20% dari pada sebelum menggunakan mesin dan menurunya TPC
mikroba dari 3x106 menjadi 2.5x105.
·
Mesin perah pertama kali ditemukan pada
tahun 1850 oleh petani Amerika yang bemama Anna Baldwin setelah sebelumnya
telah ditemukan alat yang lebih sederhana untuk memerah susu pada tahun 1820.
·
Mesin perah modern dibedakan menjadi 3
yaitu sistem ember (Bucket system), sistem pipa (Pipe line system)
dan Sistem Bangsal Pemerahan (Milking parlor system).
-
Sistem ember adalah salah satu sistem
pemerahan yang menggunakan mesin sebagai pengganti tangan yang dapat
dipindah-pindah dari tempat satu ke tempat lain untuk memerah susu.
-
Sistem pipa adalah sistem pemerahan
langsung juga berada di dalam kandang dimana sapi yang yang akan diperah tetap
terikat ditempatnya, kemudian susu hasil pemerahan dialirkan melalui pipa
menuju tempat yang telah di sediakan.
-
Sistem bangsal adalah sistem pemerahan
yang berlangsung di suatu bangsal atau ruang khusus yang disiapkan untuk
pemerahan, dan di bangsal ini ditempatkan beberapa mesin perah. Setiap satu
mesin melayani seekor sapi. Sistem bangsal mempunyai bentuk bermacam-macam
antara lain: Sistem sirip ikan tunggal atau ganda, sistem sirip ikan wajik
dan sistem komidi putar.
3.2
Saran
Untuk mendapatkan kualitas susu yang baik, peternak
harus memperhatikan kebersihan alat-alat pemerahan. Alat atau mesin pemerah
banyak beredar dipasaran peternak harus selektif untuk memilih mesin yang cocok
pada usahanya, supaya pendapatan lebih meningkat dari pada biaya
operasionalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Budi,
Usman, dkk. 2006. Buku Ajar Dasar Ternak Perah. http://ecourse.usu.ac.id/content/peternakan/dasar/textbook.pdf
Riyanto,
Selamot. 2006. Dengan Mesin Perah Harga Susu Jadi Tinggi.Bandung:Primadona
Toeg,
Peter. 2007. Milking Machine. http://www.madehow.com/ Volume
-2/Milking-Machine.html
Wah. 2005. Robot Pemerah
Susu. http://64.203.71.11/teknologi/news/
0512/29/161009.htm
Comments