BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ayam merupakan
salah satu sumber protein hewani yang gemar dikonsumsi masyarakat. Ayam
memiliki pertumbuhan daging yang cepat dalam waktu relative singkat,
namundiantara serabut otot dagingnya mudah terakumulasi lemak. Menurut Yusniar
dan Nilasari (2009), kandungan kolesterol dalam daging ayam bloiler sekitar 200
mg/dl atau lebih, sedangkan kandungan kolestrol dalam daging ayam kampung hanya
100-120 mg/dl.
Prinsip
pencernaan pada ayam ada tiga macam
:
1. Pencernaan
secara mekanik(fisik); Pencernaan ini dilakukan oleh kontraksi otot polos, terutama
terjadi di empedal (gizzard)
yang dibantu oleh bebatuan (grit).
Pencernaan ini banyak terjadi pada ayam yang dipelihara secara umbaran sehingga
mendapatkan grit lebih banyak daripada ayam yang dipelihara secara terkurung.
2. Pencernaan
secara kimiawi (enzimatik); Pencernaan secara kimia dilakukan
oleh enzim pencernaan yang dihasilkan: (1) kelenjar saliva di mulut; (2) enzim
yang dihasilkan oleh proventrikulus; (3) enzim dari pankreas; (4) enzim empedu
dari hati; dan (5) enzim dari usus halus. Peranan enzim-enzim tersebut sebagai
pemecah ikatan protein, lemak, dan karbohidrat.
Secara umum pencernaan pada unggas
meliputi aspek:
-
Digesti yang terjadi pada paruh, tembolok,
proventrikulus, ventrikulus (empedal/gizzard),
usus halus, usus besar, dan ceca;
-
Metabolisme yang terjadi pada sel tubuh
yang kemudian disintesis menjadi protein, glukosa, dan hasil lain untuk
pertumbuhan badan, produksi telur atau daging, pertumbuhan bulu, penimbunan
lemak, dan menjaga/memelihara tubuh pada proses kehidupannya.
1.2
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk
mengetahui bagian-bagian dari system pencenaan ayam. Dengan selesainya makalah
ini, diharapkan pembaca mengetahui proses pencernaan makanan pada ayam dan
mempu mendeskripsikan organ-organ pencernaan pada ayam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pencernaan Ayam
Saluran pencernaan semua hewan dapat dianggap
sebagai tabung dari mulut sampai ke anus dan fungsinya adalah mencerna,
mengabsorbsi, dan mengeluarkan sisa ransum yang tidak tercerna. Alat pencernaan
unggas termasuk ke dalam kelompok ternak non ruminansia atau monogastrk (ternak
berlambung tunggal sederhana). Menurut Patrick dan Schaible (1980), alat
pencernaan unggas digambarkan sesuai dengan adanya tujuh fungsi utama dari
bagian-bagian alat pencernaan tersebut yang dihubungkan dengan ransum yang
diberikan yaitu :
1. Mengumpulkan dan membuat bagian-bagian kecil dari
ransum yang besar.
2. Menghaluskan ransum dengan berfungsinya enzim
pencernaan.
3. Menciptakan lingkungan yang sesuai untuk mikroba
usus.
4. Meningkatkan proses sintesa di dalam usus.
5. Menjaga keseimbangan air dalam tubuh.
6. Mengabsorbsi, mengeluarkan, dan mendaur ulang
substansi dalam
pencernaan.
Proses utama dari pencernaan adalah
secara mekanik, enzimatik, ataupun mikroba. Proses mekanik terdiri dari
penelanan makanan ke dalam mulut dan gerakan peristaltic alat pencernaan karena
kontraksi otot usus. Pencernaan secara enzimatis
atau kimiawi dilakukan oleh enzim yang dihasilkan
sel-sel kelenjar dari bagian alat
saluran pencernaan, berupa getah-getah pencernaan.
Disamping itu enzim dapat pula
dihasilkan oleh mikroba usus yang dapat
berasal dari ransum (Thilman, dkk. 1989).
Gambar : Sistem digesti
dari ayam (Nesheim et al., 1979)
Organ pencernaan pada
ayam relatif pendek dibanding dengan mamalia, pada ayam jantan umur 10 minggu
mempunyai panjang 245 cm, dengan rincian seperti pada tabel 1.
Tabel 1.
Panjang saluran pencernaan ayam jantan
umur 10 minggu (Jull, 1971)
Organ
|
Panjang (cm)
|
Mulut + tenggorok
|
5
|
Esopagus
|
31
|
Proventrikulus
|
6
|
Usus kecil
|
188
|
Usus besar à lubang pelepasan
|
15
|
2.2. Organ Pencernaan
Ayam
A. Mouth (Mulut)
Ayam tidak mempunyai bibir, lidah, pipi
dan gigi sejati, bagian mulut atas dan bawah tersusun atas lapisan
tanduk, bagian atas dan bawah mulut dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi
seperti engsel (North, 1978).
Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak
panah dengan arah ke depan. Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi
untuk mendorong makanan ke oeshopagus sewaktu lidah digerakkan dari depan ke
belakang (Akoso, 1993). Lidah berfungsi untuk membantu menelan makanan.
Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai pelumas
makanan untuk mempermudah masuk keoesophagus (Nesheim et al.,
1979).
Di dalam mulut tidak diproduksi amilase (Nesheim et al., 1972). Air
diambil dengan cara menyendok saat minum dengan menggunakan paruh (beak),
dan masuk ke dalam kerongkongan setelah kepala menengadah dengan memanfaatkan
gaya gravitasi (North, 1978).
B. Oeshophagus (Tenggorok)
Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk
seperti tabung yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan
tembolok dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventriculus
bagian bawah (North, 1978).
Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu
melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok. Setiap kali ayam menelan secara
otomatis oesophagus menutup dengan adanya otot. Fungsi oesophagus adalah
menyalurkan makanan ke tembolok (Sarwono, 1988).
C. Crop (Tembolok)
Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau
pundi-pundi yang merupakan perbesaran dari oesophagus. Pada bagian
dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang
berfungsi untuk melembekkan makanan. Crop berfungsi menyimpan
dan menerima makanan untuk sementara sebelum masuk ke proventriculus.
Tembolok adalah modifikasi dari esofagus. Fungsi utama dari
organ ini adalah untuk menyimpan pakan sementara, terutama pada saat ayam makan
dalam jumlah banyak. Bolus berada di tembolok selama dua jam.
Kapasitas tembolok
mampu menampung pakan 250 g. Pada tembolok terdapat saraf yang berhubungan
dengan pusat kenyang-lapar di hipotalamus sehingga banyak sedikitnya pakan yang
terdapat dalam tembolok akan memberikan respon pada saraf untuk makan atau
menghentikan makan (Yuwanta 2004).
Tembolok mensekresikan
mukus yang berfungsi sebagai cairan lubrikasi yang dapat menghaluskan pakan.
Jika ayam lapar, pakan akan melewati tembolok dan menuju langsung ke
proventrikulus dan lambung otot. Selama proses memakan, tembolok mulai terisi
dan bertindak sebagai organ penyimpanan
Terjadi sedikit atau sama sekali tidak terjadi
pencernaan di dalamnya kecuali jika ada sekresi kelenjar saliva dalam mulut.
Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam tembolok
selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman. Hal ini disebabkan
pada tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah yang berfungsi untuk
melunakkan makanan (Sudaryati, 1994).
D. Proventriculus (Lambung Kelenjar)
Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan
juga merupakan perut sejati dari ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat
terjadinya pencernaan secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam
klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna mencerna protein (Nesheim et
al., 1979). Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar
perut begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis (Akoso,
1993). Karena makanan berjalan cepat dalam jangka waktu yang pendek di
dalam proventriculus, maka pencernaan pada material makanan secara
enzimatis sedikit terjadi (North, 1978).
E. Gizzard (Empedal/Rempela)
Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan
keluar pada bagian atas dan bawah. Bagian atas lubang pemasukkan berasal
dari proventriculus dan bagian bawah lubang pengeluaran menuju
keduodenum (Nesheim et al., 1979). Besar kecilnya
empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan diberi pakan
yang sudah digiling maka empedal akan lisut (Akoso, 1993).
Gizzard disebut pula otot
perut yang terletak diantara proventriculus dan batas atas
dari intestine. Gizzard mempunyai otot-otot yang
kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan mempunyaimucosa yang
tebal (North, 1978). Perototan empedal dapat melakukan gerakan meremas kurang
lebih empat kali dalam satu menit (Akoso, 1993).
Fungsi gizzard adalah untuk
mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan grit dan batu-batu kecil yang
berada dalam gizzard yang ditelan oleh ayam (Nesheim et
al., 1979). Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel
makanan dengan adanya kontraksi otot dalam gizzard sehingga
dapat masuk ke saluran intestine (North, 1978).
F. Small Intestine (Usus
Kecil)
Small intestine memanjang
dari ventriculus sampai large intestinum dan
terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Duodenum berbentuk
huruf V dengan bagian pars descendens sebagai bagian
yang turun dan bagian pars ascendens sebagai bagian yang naik.
Menurut Akoso (1993) selaput mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot
yang lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran
pakan dan memperluas permukaan penyerapan nutrien.
Pada bagian duodenum disekresikan enzim
pankreatik yang berupa enzim amilase, lipase dan tripsin. Ada beberapa enzim
yang dihasilkan oleh dinding sel dari small intestine yang
dapat mencerna protein dan karbohidrat (North, 1978). Pencernaan pakan ayam di
dalam usus kecil secara enzimatik dengan berfungsinya enzim-enzim terhadap
protein lemak dan karbohidrat. Protein oleh pepsin dan khemotripsin akan diubah
menjadi asam amino. Lemak oleh lipase akan diubah menjadi asam lemak dan
gliserol. Karbohidrat oleh amilase akan diubah menjadi disakarida dan kemudian
menjadi monosakarida.
G. Ceca (Usus Buntu)
Ceca terletak diantara small intestine (usus
kecil) dan large intestine (usus besar) dan pada kedua
ujungnya buntu, maka disebut juga usus buntu. Usus buntu mempunyai panjang
sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon tinja (Akoso, 1993).
Fungsi utama ceca secara jelas
belum diketahui tetapi di dalamnya terdapat sedikit pencernaan
karbohidrat dan protein dan absorbsi air (North, 1978). Di dalamnya juga
terjadi digesti serat oleh aktivitas mikroorganisma (Nesheim et al.,
1979).
H. Large Intestine (Usus
Besar)
Large intestine berupa saluran
yang mempunyai diameter dua kali dari diameter small intentine dan
berakhir pada kloaka (North, 1978). Usus besar paling belakang terdiri dari
rektum yang pendek dan bersambungan dengan kloaka (Akoso, 1993).
Pada large intestine terjadi
reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan
mengatur keseimbangan air pada unggas (North, 1978).
I. Cloaca
Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran
pencernaan. Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan
merupakan muara saluran reproduksi (North, 1978). Air kencing yang sebagian
berupa endapan asam urat dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk
seperti pasta putih (Akoso, 1993).
Pada kloaka terdapat tiga muara saluran
pelepasan yaitu urodeum sebagai muara saluran kencing dan
kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan dan proctodeum sebagai
lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan dengan udara luar
disebut vent (Nesheim et al., 1979). Kloaka juga
bertaut dengan bursa fabricius pada sisi atas berdekatan pada
sisi luarnya (Akoso, 1993). Kloaka pada bagian terluar mempunyai lubang
pelepasan yang disebut vent, yang pada betina lebih lebar dibanding
jantan, karena merupakan tempat keluarnya telur (North, 1978).
2.3. Organ Pencernaan Tambahan
Organ tambahan mempunyai hubungan dengan saluran
pencernaan dengan adanya suatu duktus yang berfungsi sebagai saluran untuk
mengekskresikan material dari organ tambahan ke saluran pencernaan yang berguna
untuk kelancaran proses pencernaan pakan. Ada tiga organ pencernaan tambahan
yaitu hati, pankreas dan limpa (North, 1978).
A.
Hati
Hati terletak diantara gizzard dan
empedu, berwarna kemerahan dan terdiri dari dua lobus,
yaitu lobus dexter dan sinister.
Hati mengeluarkan cairan berwarna hijau kekuningan yang
berperan dalam mengemulsikan lemak (North, 1978). Cairan tersebut tersimpan di
dalam sebuah kantung yang disebut kantung empedu yang terletak di lobus sebelah
kanan. Makanan yang berada pada duodenum akan merangsang kantung empedu untuk
mengkerut dan menumpahkan cairan empedu (Akoso, 1993).
Hati juga menyimpan energi siap pakai (glikogen)
dan menguraikan hasil sisa protein menjadi asam urat yang dikeluarkan melalui
ginjal (Lehninger, 1994).
B.
Pankreas
Pankreas terletak pada lipatan duodenum.
Pankreas mensekresikan cairan pankreas ke duodenum melalui ductus
pancreaticus dan menghasilkan enzim yang mendigesti karbohidrat, lemak
dan protein (North, 1978).
C.
Limpa
Limpa berbentuk agak
bundar, berwarna kecoklatan dan terletak pada titik antara proventriculus, gizzard dan
hati (Jull, 1971). Fungsi dari limpa sampai sekarang belum diketahui, hanya
diduga sebagai tempat untuk memecah sel darah merah dan untuk menyimpan Fe
dalam darah.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa system pencernaan ayam bebeda dengan hewan lainya. .
Pakan akan melewati esofagus dan langsung menuju tembolok. Pakan di dalam
tembolok akan mendapatkan sekreta mukus yang berfungsi untuk menghaluskan
pakan. Setelah melewati tembolok, pakan menuju lambung kelenjar
(proventrikulus) yang merupakan organ berdinding tebal dan berada di depan
lambung otot (gizzard).
Gizzard
atau lambung merupakan organ tersusun dari otot yang kuat, yang berisi bebatuan
atau pasir, dan di dalamnya pakan akan dihancurkan. Pakan kemudian berpindah
menuju usus halus, sekum dan usus besar, dan berakhir di kloaka. Sistem
pencernaan pada unggas tergolong cepat karena membutuhkan waktu cerna hanya 2½
jam pada ayam petelur dan 8- 12 jam pada ayam lain (Scanes et al. 2004).
3.1
Saran
Dalam memberikan pakan,
harus diperhatikan jenis dan kebutuhan pakan ternak ayam. Sebaiknya di dalam
kandang, juga disediakan bebatuan kecil atau pasir yang dapat membantu proses
penghancuran pakan dalam lambung.
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1995.
Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Kamal, S.1994.
Pencernaan Ayam Bloiler. ACIAR :Bogor
Akoso, dan Nuggroho.
1993. Keanekaragaman Ternak Unggas. Dian Rakyat: Jakarta
Comments