I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Domba
adalah ruminansia dengan rambut tebal dan dikenal orang banyak karena
dipelihara untuk dimanfaatkan dagingnya. Di beberapa negara terdapat jenis
domba yang juga dimanfaatkan rambut (disebut wol), dan susunya. Yang paling
dikenal orang adalah domba peliharaan (Ovis aries), yang diduga keturunan dari
moufflon liar dari Asia Tengah selatan dan barat-daya.
Domba merupakan ternak yang pertama kali didomestikasi, dimulai dari daerah Kaspia, Iran, India, Asia Barat, Asia Tenggara, dan Eropa samapai ke Afrika. Di Indonesia, domba terkelompok menjadi beberapa jenis yaitu Domba Ekor Tipis (DET), Domba Ekor Gemuk (DEG) dan Domba Priangan atau dikenal juga sebagai Domba Garut. Saat ini juga terdapat bagian domba yang dimanfaatkan sebagai bahan kecantikan.
Domba merupakan ternak yang pertama kali didomestikasi, dimulai dari daerah Kaspia, Iran, India, Asia Barat, Asia Tenggara, dan Eropa samapai ke Afrika. Di Indonesia, domba terkelompok menjadi beberapa jenis yaitu Domba Ekor Tipis (DET), Domba Ekor Gemuk (DEG) dan Domba Priangan atau dikenal juga sebagai Domba Garut. Saat ini juga terdapat bagian domba yang dimanfaatkan sebagai bahan kecantikan.
Daging
domba memiliki peranan penting dalam kehidupan, yaitu sebagai salah satu
penyumbang protein hewani yang sangat penting untuk pemenuhan gizi manusia dan
cukup disukai konsumen. Ada beberapa aspek menarik dari domba antara lain dapat
berkembangbiak dengan cepat, dapat dengan mudah menyesuaikan diri pada
lingkungan, serta dagingnya relatif sangat
digemari oleh masyarakat dalam negeri dan luar negeri, khususnya
Negara-negara timur tengah.
Domba potong merupakan ternak ruminansia kecil yang
banyak dipelihara di Indonesia dalam
skala usaha kecil didaerah pedesaan. Produksi ternak ruminansia kecil termasuk
domba, memegang peranan penting di daerah tropis yaitu sebagai sumber
pendapatan, terutama bagi buruh tani yang tidak memiliki lahan, sebagai
tabungan untuk pengeluaran mendadak, sebagai sumber pupuk kandang disamping
memegang peran penting dalam kehidupan sosial desa. Banyak manfaat yang dapat
diambil dari ternak domba potong namun bagaimana caranya untuk mendapatkan
domba yang memiliki kualitas baik (unggul) untuk dikembangkan.
1.2.
Perumusan Masalah
Ternak domba potong memiliki manfaat yang cukup
besar dalam kehidupan salah satunya adalah sebagai sumber protein hewani. Oleh
karena itu perlu diadakan upaya untuk mengembangkan ternak domba potong dengan
baik, yaitu dengan memilih domba
potong yang memiliki kualitas yang unggul untuk dikembangkan. Cara untuk
memilih domba dengan melakukain penilaian ternak domba potong yang dilakukan oleh seseorang dengan
cara mengukur berat badannya, melihat kondisi, kualitas dan bentuknya.
II.TINJAUAN
PUSTAKA
Domba
adalah mamalia yang termasuk pertama kali dijinakkan dan dijadikan sebagai
hewan ternakan oleh manusia. Literatur mnyebutkan bahwa mula diternakkan
pertama kali sektar 9000 – 11000 tahun yang lalu di Mesopotamia. Pada saat ini
kelangsungan hidup domba sangat tergantung pada manusia, ini dikarenakan mereka
sudah berevolusi sebagai hewan ternakan. Dan tidak hidup liar di alam lagi.
Sudah sangat sulit dan tidak jelas garis keturunan sampai kepada nenek moyang
mereka. hipotesa yang paling biasa memberitahukan Ovis itu aries ialah
keturunan Asiatic (O. orientalis) spesies mouflon ( sejenis rusa lliar ). Pada
literature ditemukan di Eropa bahwa mouflon adalah sejenis domba kuno yang
dipiara disana pada waktu itu. Sedikit jenis domba, seperti Castlemilk Moorit
dari Skotlandia, terbentuk lewat crossbreeding dengan mouflon Eropa liar.
Awalnya, domba disimpan hanya untuk daging, susu dan kulit. Bukti arkeologis
dari patung-patung ditemukan di situs arkelogis di Iran menunjukkan bahwa domba
diambl bulunya (wol) sudah sejak 6000 M. Tetapi pakaian bulu domba tenun yang
paling awal hanya sudah dibubuhi tanggal sampai dua sampai tiga ribu tahun yang
lalu (Anonim,2009).
Domba
yang kita kenal sekarang merupakan hasil dometikasi manusia yang sejarahnya
diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon (Ovis musimon) yang berasal dari Eropa Selatan dan Asia
Kecil, Argali (Ovis amon) berasal dari
Asia Tenggara, Urial (Ovis vignei) yang
berasal dari Asia. Domba seperti halnya kambing, kerbau dan sapi, tergolong
dalam famili Bovidae. Kita mengenal
beberapa bangsa domba yang tersebar diseluruh dunia, seperti:
1. Domba Kampung adalah domba yang
berasal dari Indonesia
2. Domba Priangan berasal dari
Indonesia dan banyak terdapat di daerah Jawa Barat.
3. Domba Ekor Gemuk merupakan domba
yang berasal dari Indonesia bagian Timur seperti Madura, Sulawesi dan Lombok.
4. Domba Garut adalah domba hasil
persilangan segi tiga antara domba kampung, merino dan domba ekor gemuk dari
Afrika Selatan.
Di
Indonesia, khususnya di Jawa, ada 2 bangsa domba yang terkenal, yakni domba
ekor gemuk yang banyak terdapat di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan domba
ekor tipis yang banyak terdapat di Jawa Barat.
(Anonim,2010).
Tipe
adalah bentuk tubuh serta bagian-bagiannya yang nampak dari luar yang memberi
kesan tingkat kemampuan menghasilkan sesuatu dari ternak itu. Dari semua bangasa
domba didunia bisa digolongkan menjadi dua macam tipe yaitu tipe wol dan tipe
pedaging (Purnomoadi,2003).
Domba potong dimanfaatkan dagingnya sebagai salah
satu konsumsi makanan masyarakat. Macam dah jenis domba type pedaging / potong
a. Domba Acipayam (
potong dan bisa diambil bulunya )
b. Domba Afgan Arabi
c. Domba Africana
d. Domba Afrika Kepala Hitam
e. Domba Apennine ( dan
bisa diambil bulunya )
f. Domba perbatasan Leicester
g. Domba Black Belly Barbados
(Tiyo, 2011).
III.
PEMBAHASAN
Judging adalah penilaian tingkatan ternak dengan beberapa
karakteristik penting untuk tujuan tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga langkah
yaitu, penilaian melalui kecermatan pandangan (visual), penilaian
melalui kecermatan perabaan (palpasi), dan penilaian melalui pengukuran
tubuh. Memilih ternak berdasarkan visual berarti kita memilih ternak
berdasarkan sifat-sifat yang tampak. Dalam cara ini memilih bibit hampir sama
saja dengan seleksi untuk tujuan produksi. Seleksi berdasarkan visual ini biasa
disebut dengan Judging. Ternak yang
sehat dapat dipilih dengan melakukan penilaian melalui pandangan dari samping,
belakang, dan depan atas ternak tersebut. Untuk mengetahui bahwa ternak dalam
kondisi sehat, maka perlu diketahui karakteristik ternak yang sehat.
Selanjutnya, penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan tulang-tulang rusuk (ribs)
untuk memilih ternak yang gemuk (Ahmad,2010).
Penilaian ternak perlu dilakukan untuk menilai seekor
ternak yang memiliki kapasitas brreproduksi dan produksi serta tingkat
kesehatan yang normal sesuai dengan bangasa ternak dan daya beradaptasi pada
suatu lingkungan tertentu. Didalam praktek ilmu tilik ternak digunakan untuk
memilih seekor ternak untuk tujuan tertentu seperti tipe potong/kerja/daging,
tipe perah, tipe dwiguna, dan tipe wol.
Domba
diklasifikasikan sebagai hewan herbivora karena pakan utamanya adalah tanaman
atau tumbuhan. Meskipun demikian domba lebih menyukai rumput dibanding dengan
jenis bahan pakan lainnya. Domba juga merupakan hewan mamalia, karena menyusui
anaknya. Sistem pencernaan yang khas didalam dirumen, menyebabkan domba
digolongkan sebagai hewan ruminansia.
Sifat domba suka berkelompok, maka handling dan tilik
ternak terhadap domba pun lebih mudah dilakukan. Handling yang baik sangat diperlukan
oleh peternak untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Eksterior atau tilik
ternak adalah suatu ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk tubuh dari luar untuk
menentukan atau mengetahui kualitas dari suatu ternak (Anonim,
2011).
Daging domba merupakan sumber protein dan lemak
hewani. Walaupun belum memasyarakat, susu domba merupakan minuman yang bergizi.
Manfaat lain dari berternak domba adalah bulunya dapat digunakan sebagai
industri tekstil.
Domba
tipe pedaging mempunyai bentuk badan panjang, lebar dan dalam. Keseluruhan
badannya penuh dengan urat daging dan lapisan lemak yang padat. Ia mempunyai
leher yang pendek, tetapi tebal. Dada lebar dan dalam. Punggungnya lurus
kebelakang. Antara kakinya lebar tetapi pendek. Kesan yang terlihat
keseluruhannya untuk tipe domba pedaging ialah mempunyai bentuk seperti tong,
dengan timbangan badan yang berat, sedangkan ia hanya mempunyai bulu yang
tipis.
Langkah
yang dapat ditempuh untuk menilai domba tipe potong adalah sebagai berikut :
a.
Lihatlah domba yang akan kita nilai dari jarak 5 meter. Perhatikan dari arah
depan, samping dan belakang. Dari pandangan ini kita akan memperoleh kesan
tentang panjang, dan lebar badan. Kita juga akan lebih jelas untuk menyaksikan
ketebalan bagian depan dan belakang badan. Selain itu kokoh kaki depan dan
belakang serta antara kedua kakinya.
b.
Setelah selesai menilai dari jarak dekat, kita melakukan penilaian dengan cara
mengukur dengan tangan pada kaki sebelah atas untuk mengetahui seberapa besar
tempat itu.
c.
Langkah terakhir adalah merasakan lapisan lemak pada punggug dan dada dengan jalan menyusup jari-jari kedalam
bulu, dan usahakan jari kita menempel pada kulit pada bagian itu. Jika empuk
dan tebal itu adalah domba yang gemuk (Sumoprastowo,1987).
Domba
pedaging bila dilihat dari depan tampak gemuk dan kompak. Untuk memilih
(judging) domba seyogyanya dilihat dari jarak 6-8 feet (1 feet = 0,3048) dan
dilihat dari depan, samping kiri, kanan dan belakang. Dari samping dilihat
tebal dan tipis, bagian ham, panjang kaki, panjang leher, punggung kuat, rata,
leher sedang. Dilihat
dari belakang cukup tampak lebar dan bentuk agak bulat,terutama bagian belakang
tampak sebert huruf U, bukan seperti hurufv. Bila
dilihat dari depan tampak kaki kuat, chest dan brisket gemuk, kalau kaki
panjang mungkin kaki akan bengkok.
a.
Berat (weight)
Berat
antara 70-80 lbs ( 1 lbs= 0,4536 kg)
b.
Kondisi (condition)
c.
Daging dan lemak seimbang kompak tampak rata (halus) bila dipegang, karena ada
estimasi kalau diraba bagus maka dagingnya
juga bagus.
d.
Kualitas (quality)
e.
Kepala kecil, leher haluss, daging bagus kalau tampak perut kecil dan wol
tampak bagus.
f.
Head and neck ; diutamakan dari dahi lebar, muka kurus dan leher pendek.
g.
Forequarter : tampak kecil bukan tipis karena daerah ini murah harganya.
h. Body : badan tampak
besar sampai ke belakang paling mahal pada loin, rumps dan thinghs.
i. Bentuk
(form) : bila dilihat dari belakang tampak bulat dan merata, rump dan things
adalah 30% .
(Soenarjo,1988).
Kelompok
domba tipe potong atau pedaging memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Bentuk badan padat, dada leber dan dala, leher pendek, garis punggung dan
pinggang lurus.
b.
Kaki pendek, seluruh tubuh berurat daging yang padat.
Termasuk domba tipe pedaging antara lain sounthdown,
hampshire, dan oxfor (Sudarmono, 2003).
Domba
pedaging / domba potong yang dikembangkan di indonesia yaitu :
1. Domba Priangan atau Domba Garut.
Domba
ini merupakan hasil persilangan antara domba asli Indonesia, domba merino dari
Asia Kecil dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan. Domba ini menetap di Jawa
Barat, yaitu di Kabupaten Garut dan sekitarnya, sehingga lebih dikenal oleh
masyarakat dengan sebutan domba Garut. Domba jenis ini termasuk domba tipe
besar.
2. Domba Asli Indonesia.
Domba
ini dikenal oleh masyarakat sebagai domba kampung atau lokal. Domba jenis ini
kurang produktif jika diusahakan secara komersial, karena karkas (daging) yang
dihasilkannya sangat rendah. Demikian pula bulunya kurang baik mutunya. Jenis
domba ini banyak diusahakan oleh masyarakat di pedesaan sebagai sampingan saja.
3. Domba Ekor Gemuk.
Domba
ini banyak terdapat di Indonesia bagian timur seperti Madura, Sulawesi dan
Lombok. Jenis domba ini dapat diambil daging dan bulunya. Ciri khas dari domba
ini adalah bentuk ekor yang panjang, lebar, tebal besar dan semakin ke ujung
makin kecil. Ekor ini digunakan sebgai tempat menimbun lemak (cadangan energi).
Pada saat banyak pakan, ekor domba ini penuh dengan lemak sehingga terlihat
membesar. Namun bila pakan kurang, ekor mengecil karen cadangan energinya
dibongkar untuk mensuplai energi yang diperlukan tubuh.
4. Domba Merino.
Domba
merino berasal dari daerah Asia Kecil, domba ini berkembang baik di spanyol,
inggris dan Australia. Domba ini merupakan penghasil wool dan pedaging dengan
panjang bulu mencapai 10 cm. Pada saat bulu mencapai 10 cm, produksi wol dapat
mencapai 10 kg wol/ekor.
5. Domba Suffolk.
Domba
ini berasal dari Inggris, domba ini merupakan penghasil daging yang baik
kareana mempunya bobot badan yang tinggi. Bobot badan domba suffolk dapat
mencapai 135 kg – 200 kg dan domba betina 100 kg – 150 kg, tetapi di Indonesia
beratnya hanya 60 kg – 80 kg. Domba ini unggul karena persentase daging yang
tinggi yaitu 55 – 65 % dari bobot badan.
6. Domba Dorset.
Domba
dorset berasal dari Inggris, merupakan domba tipe pedaging yang bagus dan tipe
penghasil wol yang sedang. Di negara asalnya, bobot domba jantan 100 kg – 125
kg dan domba betina 70 kg – 90 kg. Persentase dagingnya 50 – 65 % dari berat
badan hidup.
7.
Domba Barbados Blackbelly.
Domba
ini merupakan penghasil daging yang berasal dari pulau barbados-Caribbean sea.
(Asilia,2011).
Domba
adalah ruminansia dengan rambut tebal dan dikenal orang banyak karena
dipelihara untuk dimanfaatkan dagingnya. Penentuan kualitas atau kondisi dari suatu ternak harus memperlihatkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Konstitusi tubuh
Konstitusi tubuh merupakan imbangan dari bagian-bagian
tubuh ternak, dengan cara membandingkan bentuk-bentuk dari suatu bagian. Letak
bagian tersebut dibandingkan dengan bentuk yang umum, serta dibandingkan
hubungannya dengan bagian lain.
2. Temperamen
Temperamen adalah sikap atau tingkah laku alami dari
seekor ternak, sekaligus menyangkut juga kemungkinan ada atau tidaknya penyakit
atau cacat tubuh yang terdapat pada seekor ternak. Perbedaan temperamen dapat
menyebabkan perbedaan pula di dalam mengelola ternak-ternak tersebut supaya
ternak mampu memberikan produksi secara maksimal.
3. Kondisi Tubuh
Kondisi tubuh yaitu keadaan sehat atau tidaknya, gemuk
atau kurusnya, cacat tubuh atau tidaknya suatu ternak baik cacat genetik maupun
cacat yang bersifat mekanik. Kondisi ternak sangat berpengaruh secara langsung
terhadap kemampuan untuk berproduksi secara maksimal. (Denny, 2008).
Dalam
memulai suatu usaha peternakan domba, pemilihan bibit merupakan hal yang sangat
penting untuk diperhatikan, karena ternak dengan produktivitas tinggi akan
memberikan keuntungan yang optimal. Pejantan dan induk calon bibit fisik normal
dan baik, antara lain untuk pejantan :
a.
Punggung lurus
b.
Dada dalam dan lebar
c.
Mata bersinar
d.
Kaki kuat dan bertumit tinggi
e.
Buah zakar (testis) normal
f.
Libido baik (agresif) dan memberikan respon pada induk yang sedang berahi.
Sedangkan
untuk induk calon bibit :
a.
Punggung lurus
b.
Mata bersinar
c.
Ambing normal dan simetris
d.
Kaki lurus dan kuat
e.
Nafsu makan baik
f.
Tanda-tanda berahi teratur
(Satya,2007).
Domba
yang unggul adalah domba yang sehat dan
tidak terserang oleh hama penyakit, berasal dari bangsa domba yang persentase
kelahiran dan kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh dan persentase karkas
yang baik. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba tidak bisa
dipisahkan dengan pemilihan induk/pejantan yang memiliki sifat-sifat yang baik.
1)
Pemilihan Bibit dan Calon Induk
a.
Calon Induk: berumur 1,5-2 tahun, tidak cacat, bentuk perut normal, telinga
kecil hingga sedang, bulu halus, roman muka baik dan memiliki nafsu kawin besar
dan ekor normal.
b.
Calon Pejantan: berumur 1,5-2 tahun, sehat dan tidak cacat, badan normal dan
eturunan dari induk yang melahirkan anak 2 ekor/lebih, tonjolan tulang pada
kaki besar dan mempunyai buah zakar yang sama besar serta kelaminnya dapat
bereaksi, mempunyai gerakan yang lincah, roman muka baik dan tingkat
pertumbuhan relatif cepat.
2)
Reproduksi dan Perkawinan
Hal
yang harus di ketahui oleh para peternak dalam pengelolaan reproduksi adalah pengaturan
perkawinan yang terencana dan tepat waktu.
a.
Dewasa Kelamin, yaitu saat ternak domba memasuki masa birahi yang pertama kali
dan siap melaksanakan proses reproduksi. Fase ini dicapai pada saat domba
berumur 6-8 bulan, baik pada yang jantan maupun yang betina.
b.
Dewasa tubuh, yaitu masa domba jantan dan betina siap untuk dikawinkan. Masa
ini dicapai pada umur 10-12 bulan pada betina dan 12 bulan pada jantan.
Perkawinan akan berhasil apabila domba betina dalam keadaan birahi.
3)
Proses Kelahiran
Lama
kebuntingan bagi domba adalah 150 hari (5 bulan). Menjelang kelahiran anak
domba, kandang harus bersih dan diberi alas yang kering. Bahan untuk alas
kandang dapat berupa karung goni/jerami kering. Obat yang perlu dipersiapkan adalah jodium untuk dioleskan
pada bekas potongan tali pusar. Induk
domba yang akan melahirkan dapat diketahui melalui perubahan fisik dan
perilakunya sebagai berikut:
a.
Keadaan perut menurun dan pinggul mengendur.
b.
Buah susu membesar dan puting susu terisi penuh.
c.
Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan dan lembab.
d.
Ternak selalu gelisah dan nafsu makan berkurang.
e.
Sering kencing.
Proses
kelahiran berlangsung 15-30 menit, jika 45 menit setelah ketuban pecah, anak
domba belum lahir, kelahiran perlu dibantu. Anak domba yang baru lahir
dibersihkan dengan menggunakan lap kering agar dapat bernafas. Biasanya induk
domba akan menjilati anaknya hingga kering dan bersih.(Anonim,2010)
Memelihara
ternak dengan bibit yang baik, maka diharapkan akan menghasilkan keturunan yang
baik pula. Untuk mendapatkan keturunan ternak yang baik, dapat dilakukan
seleksi. Untuk mendapatkan keturunan yang baik , maka pilihlah induk dan
pejantan yang baik.
Tanda-tanda
umum bentuk luar ternak (eksterior) yang dianggap baik antara lain : 1. Induk
a. Bentuk tubuh
: kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, bulu
lunakdan mengkilat, tubuh besar tetapi tidak terlalu gemuk.
b. Sifat keindukan :
Sifat keindukan merupakan petunjuk sifat merawat anak yang baik. Keadaan
nidapat ditunjukan dengan penampilan induk yang jinak serta sorot mata yang
bersifat ramah.
c. Kenormalan
kaki : kaki lurus dan tumit tinggi.
d. Keadaan gigi :
Jumlah gigi yang lengkap akan membantu ternak merumput secara efisien, serta
rahang atas dan bawah yang rata.
e. Keturunan :
Pilihlah induk dari keturunan kembar atau yang beranak kembar, atau induk
kelahiran tunggal tetapi berasal dari induk muda.
f. Ambing :
Pilihlah induk yang ambingnya tidak terlalu menggantung dan bentuknya simetris.
Jumlah puting dua buah.
2.
Jantan
a. Bentuk tubuh
: Pilih yang besar diantara pejantan yang umurnya sama. Dada lebar, relatif
panjang, bagian tubuh sebelah belakang lebih besardan lebih tinggi. Jangan
pilih yang terlalu gemuk.
b. Penampilan :
Penampilan gagah, mencerminkan kemampuan untuk menurunkan sifat yang baik pada
anaknya.
c. Aktif : Pilihlah pejantan yang kelihatan
ramah, aktif, dan siap mengawini induk yang birahi (nafsu kawinya besar).
d. Keturunan :
Pilihlah pejantan dari keturunan kembar.
e. Umur :
Pilihlah pejantan yang berumur antara 1,5 sampai 3 tahun.
Untuk
memberikan penilaian eksterior ternak domba dapat dilakukan dengan memegang
ataupun dengan pengamatan. Untuk memilih domba unggul tidaklah mudah, jika
dibandingkan dengan ternak sapi, kerbau, dan kambing, karena seluruh tubuhnya
tak tertutup bulu tebal seperti halnya domba. Sehingga hal ini menyulitkan
penilaian melalui pengamatan.
Menurut
Sugeng (1987), Penilaian tubuh dengan mengamatinya saja kiranya belum cukup,
karena ada kemungkinan pada bagian tubuh tertentu yang cacat atau tidak
memenuhi syarat tidak dapat diketahui. Maka perlu kombinasi antara pengamatan
dan dengan cara pemegangan. Dengan cara ini keadaan daging yang padat serta
tubuh yang berisi dapat diketahui (Viklund, 2009).
IV.
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
a.
Ternak domba memiliki manfaat yang banyak bagi manusia sebagai penghasil
pedaging, seperti penyumbang protein hewani, dan penambahan penghasilan bagi
peternak.
b.
Penilaian ternak domba potong dilakukan untuk memilih bibit yang unggul untuk
dikembangbiakan dengan baik.
c.
Penilain ternak domba bisa dilihat dari berat, kondisi, kualitas, badan dan
bentuknya.
d.
Untuk mendapatkan keturunan domba yang baik perlu diadakan pemilihan /
penilaian bibit yang unggul.
e.
Macam domba yang dikembangkan di Indonesia yaitu : Domba Priangan atau Domba Garut, Domba Asli
Indonesia, Domba Ekor Gemuk, Domba Merino, Domba Suffolk, Domba Dorset, dan Domba
Barbados Blackbelly .
4.2. Saran
Bapak/ibuk dan teman pendengar atau pembaca makalah ini, mohon kritik dan saran
yang bersifat membangun makalah ini untuk lebih baik kedepan nya. Penulis merasa sungguh banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun hal
lainnya.
Comments