BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki
kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami
pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.
Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang
tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada. Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan.
tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada. Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan.
Dunia mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad
renik (makhluk halus). Kebanyakan bersel satu atau uniseluler. Ciri utama yang
membedakan kelompok organism tertentu dari mikroba yang lain adalah organisasi
bahan selulernya. Dunia mikroba terdiri dari Monera (Virus dan sianobakteri),
Protista, dan Fungi. Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri, jamur,
dan virus. Secara umum, virus, fungi, khamir, algae, dan protozoa. mempunyai
morfologi dan struktur anatomi yang berbeda. Di dalam kehidupannya beberapa
mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus selalu dipengaruhi oleh
lingkungannya dan untuk mempertahankan hidupnya mikroorganisme melakukan
adaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini dapat terjadi secara cepat serta
bersifat sementara waktu dan dapat pula perubahan itu bersifat permanen
sehingga mempengaruhi bentuk morfologi virus, fungi, dan khamir, algae, dan
protozoa.. Untuk mengidentifikasikan suatu mikroorganime dapat dilakukan dengan
mengetahui morfologi dan struktur anatominya. Oleh karena itu kita perlu
mengetahui bentuk morfologi dan struktur anatomi dari virus, fungi, dan khamir,
algae, dan protozoa.
1.2 Tujuan
Ø Mahasiswa mengetahui
morfologi,sistem perkembangbiakan dari virus,fungi,khamir, algae dan protozoa.
Ø Mahasiswa mengetahui manfaat untuk
kehidupan dari virus,fungi,khamir, algae dan protozoa.
Ø Sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kulyah Mikrobiologi.
BAB II
PEMBAHASAN
Bentuk umum mikroorganisme terdiri dari satu sel
(uniseluler), seperti yang umum didapatkan pada bakteri, ragi, dan mikroalga.
Bentuk mikroorganisme dapat juga berbentuk filamen atau serat, yakni rangkaian
sel yang terdiri dari 2 sel atau lebih yang berbentuk rantai, seperti yang umum
didapatkan pada fungi. Bentuk filamen paa kenyataannya dapat berupa filamen
semu bila hubungan antara sel satu dengan lainnya tidak nyata atau tidak ada.
Sedangkan bentuk filament benar, kalau hubungan antara satu sel dengan lainnya
terdapat hubungan yang jelas, baik hubungan secara morfologis (bentuk) maupun
secara fisiologi (fungsi sel).
2.1.1Virus
Virus merupakan salah satu jenis mikroorganisme parasit.
Virus ini mempunyai ciri-ciri tidak dimiliki oleh organisme lain. Virus hanya
dapat berkembang biak di sel-sel hidup lain (sifat virus parasit obligat) karenanya,
vius dapat dibiakkan pada telur ayam yang berisi embrio hidup. Untuk
bereproduksi virus hanya memerlukan asam nukleat saja. Ciri lainnya, virus
tidak dapat bergerak maupun melakukan aktivitas metabolisme sendiri. Selain itu
irus tidak dapat membelah diri. Virus tidak dapat diendapkan dengan
sentrifugasi biasa, tetapi dapat dikristalkan.
2.1.2 Morfologi virus
·
Kapsid
Seperti tadi
sudah dijelaskan diatas kapsid merupakan pembungkus asam nukleat, kapsid inilah
yang menentukan morfologi virus. Kapsid berfungsi sebagai pelindung asam
nukleat, melekatkan virion pada sel inang yang terinfeksi virus, dan sebagai
penyedia protein untuk virion saat virion menginfeksi membran sel inang.
·
Asam nukleat
Asam nukleat
berpera penting dala siklus hidup virus, sama dengan oraganisme lainnya asam
nukleat pada virus berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik yang
diperlukan untuk sintetis protein.
·
Sampul
Sampul pada
virus merupakan hasil modifikasi virus terhadap membran sel inang yang sudah
terinfeksi oleh virus. Sampul virus sendiri terdiri dari susunan molekul lipid
dan protein. Itulah bagian-bagian tubuh virus yang paling utama,
setelah anda mengetahui bagian-bagian dari tubuh virus tersebut selanjutnya
akan saya lanjutkan artikel ini tentang morfologi virus
2.1.3 Sistem Perkembangbiakan Virus
Untuk berkembang biak virus memerlukan tempat atau
lingkungan yang hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi sel bakteri, sel
hewan, atau sel tumbuhan untuk bereproduksi.
Ada dua macam cara virus menginfeksi bakteri, yaitu secara
litik an secara lisogeni. Pada infeksi secara litik, virus akan menghancurkan
sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi, sedangkan pada infeksi secara
lisogenik,virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi virus berintregasi
dengan DNA sel bakteri, sehingga jika bakteri membelah atau berkembang biak
virus pun ikut membelah. Pada prinsipnya cara perkembangbiakan virus pada hewan
maupun pada tumbuhan mirip dengan yang berlangsung pada bakteriofag, yaitu
melalui fase adsorpsi, sintesis, dan lisis.
2.1.4 Klasifikasi Virus
·
Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan
morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran
terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :
- Virus DNA
- Virus RNA
- Virus berselubung
- Virus non-selubung
·
Klasifikasi virus berdasarkan tropisme
dan cara penyebaran
Berdasarkan
tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:
- Virus Enterik
- Virus Respirasi
- Arbovirus
- Virus onkogenik
- Hepatitis virus
·
Klasifikasi virus berdasarkan genomik
fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan
alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:
- Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
- Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
- Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
- Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
- Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
- Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
- Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara
2.1.5
Manfaat bagi kehidupan manusia
·
Virus dapat digunakan untuk memproduksi interveron
yaitu sejenis senyawa yang dimanfaatkan untuk mencegah replikasi virus di
dalam sel induk.
·
Virus juga dimanfaatkan untuk pembuatan
vaksin berbagai jenis mikroba penyebab penyakit bagi manusia seperti: vaksin sabin
dan salk untuk mencegah penyakit polio vaksin pasteur untuk
mencegah penyakit rabies.
·
Virus juga dapat dimanfaatkan sebagai antibakterial
karena dapat menghancurkan bakteri-bakteri yang mengganggu pada
produk-produk makanan yang diawetkan.
2.2.1 Fungi
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk
hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu
menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam
bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang,
khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar
yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Fungi memperbanyak diri secara seksual
dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda
melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan
perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi
hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium
terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur
yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Hifa jamur dapat terturus dan setiap
fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah.
2.2.2 Morfologi Fungi
-
Hifa bercabang banyak,bersekat atau tidak bersekat
-
Dinding sel sel tersusun atas kitin
2.2.3 Sistem Perkembangbiakan Fungi
Fungi melakukan
reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi
dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler serta pemutusan
benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora
vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual dilakukan
oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami. Singgami terdiri
dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap kariogami.
2.2.4 Klasifikasi Fungi
Fungi
diklasifikasikan menjadi 6 klasifilasi:
·
Zygomycota
·
Ascomycota
·
Basidiomycota
·
Deuteromycota
·
Mikoriza
·
Lumut
Kerak
2.2.5 Manfaat bagi kehidupan manusia
·
Rhizopus
dan mucor adalah dua fungi yang berguna dalam pembuatan tempe.
·
Saccharoyces
sp berguna untuk proses fermentasi dalam pembuatan keju,tape dan roti.
2.3.1
Khamir
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara
pertunasan. Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri,
tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir
sangat beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari
5-30 μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang
atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun
dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan
bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak
dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya. dimanfaatkan
untuk produksi anggur, roti, tape, dan bir sejak ribuan tahun yang silam dalam
bentuk ragi.
2.3.2
Morfologi Khamir
·
Uniseluler
·
Bentuk
bulat,oval,silinder,ogival dll.
·
Ukuran
lebar 1-5 um dan panjang 5-30 um
·
Tidak
berflagella
Sruktur sel:
§ Kapsul
§ Dinding sel
§ Membran sitoplasma
§ Nukleus
§ Vakuola
§ Mitokondria
§ Granula lemak
§ Sitoplasma
2.3.3 Sistem Perkembangbiakan Khamir
Perkembangbiakan
secara seksual adalah dengan pembentukan askospora dalam kotak (ascus).
Askospora dapat berkembang menjadi sel somatis atau sel vegetatif. Sel
vegetatif dapat membelah membentuk sel anak. Dua sel anak ini saling menempel
dan dinding selnya larut membentuk pembuluh kopulasi yaitu tempat yang akan
dilalui oleh inti sel. Kedua inti sel mengadakan perkawinan yang dinamakan
kariogami. Hasil dari kariogami ini adalah zigot dengan sebuah inti yang
memiliki 2n kromosom. Bila sudah cukup dewasa, zigot akan membelah secara
meiosis membentuk 4 inti, kemudian membelah lagi sehingga membentuk 8 inti. Pada
ekosistem pangan, khamir dapat tumbuh bersama-sama dengan mikroorganisme lain
dan dapat tumbuh bersama berinteraksi saling menguntungkan atau merugikan.
Khamir juga berasosiasi dengan mikroorganisme, tanaman, binatang dan manusia.
Interaksi dapat mutalisme, netralisme, sinergisme atau antagonisme.
2.3.4
Klasifikasi Khamir
·
Khamir
Murni Adalah khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan
pembentukan askospora khamir ini diklasifikasikan sebagai Ascomycetes
(Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces carlbergesis, Hansenula anomala,
Nadsonia sp).
·
Khamir
Liar Adalah khamir murni yang biasanya terdapat pada kulitanggur. Khamir ini
mungkin digunakan dalam proses fermentasi, meskipun galur yang diperbaiki telah
dikembangkan yang menghasilkan anggur dengan rasa yang lebih enak dengan bau
yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang ada dikulit anggur dimatikan dengan
penambahan dioksida belerang pada buah anggur yang telah dihancurkan. Inokulum
galur khamir yang dikehendaki ditambahkan kemudian untuk memfermentasi air
perasan anggur.
·
Khamir
Atas Adalah khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat sewaktu
fermentasi,sehingga khamir itu dibawa kepermukaan. Khamir atas mencakup khamir
yang digunakan dalam pembuatan roti,untuk kebanyakan anggur minuman dan bir
inggris (Saccharomyces cereviceae).
·
Khamir
Dasar Adalah khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada bagian
awal fermentasi. Jadi sel khamir cenderung untuk menetap pada dasar. Galur
terpilih digunakan dalam industri bir lager (Saccharomyces carlsbergensis).
·
Khamir
Palsu atau Torulae Adalah khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal
tahap pembentukan spora seksual. Banyak diantaranya yang penting dari segi
medis (Cryptococcus neoformans, Pityrosporum ovale, Candida albicans).
2.3.5 Manfaat bagi kehidupan manusia
Khamir ada yang
bermanfaat ada pula yang membahayakan bagi manusia. Fermentasi khamir banyak
digunakan dalam pembuatan roti, bir, wine, vinegar dan sebagainya dalam bentuk
ragi. Khamir yang tidak diinginkan adalah yang pada makanan dan menyebabkan
kerusakan pada saurkraut, juice buah, sirup, molase, madu, jelly, daging dan
sebagainya.
2.4.1
Algae
Algae termasuk
mikroorganisme eukariotik. Mereka umumnya bersifat fotosintetik dengan pigmen
fotosintetik hijau (klorofil), biru kehijauan (fikobilin), coklat (fikosantin),
dan merah (fikoeritrin). Secara morfologi, algae ada yang berbentuk uniseluler
dan ada pula yang multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas pada komponen
sel-selnya. Algae dibedakan dari tumbuhan hanya karena hal tersebut.
2.4.2
Morfologi
Algae
Algae uniseluler
(mikroskopik) dapat betul-betul berupa sel tunggal, atau tumbuh dalam bentuk
rantaian atau filamen. Ada beberapa jenis algae yang sel-selnya membentuk
koloni, misalnya pada Volvox, koloni terbentuk dari 500-60.000 sel.
Koloni-koloni inilah yang dapat dilihat dengan mata biasa. Algae multiseluler
(makroskopik) mempunyai ukuran besar sehingga dapat dilihat dengan mata
biasa. Algae makroskopik biasanya
mempunyai berbagai macam struktur khusus. Beberapa jenis algae mempunyai
struktur yang disebut hold fast yang mirip dengan sistem perakaran pada
tanaman. Fungsinya adalah untuk menempelnya algae pada batuan atau substrat
tertentu. Hold fast tidak dapat digunakan untuk menyerap air atau nutrien. Algae
tidak memerlukan sistem transport nutrien dan air, karena nutrien dan air dapat
dipenuhi dari seluruh sel algae. Struktur khusus yang lain adalah bladder atau
pengapung, yang berguna untuk menempatkan algae pada posisi tepat untuk
mendapatkan cahaya maksimum. Tangkai atau batang pada algae disebut stipe, yang
berguna untuk mendukung blade, yaitu bagian utama algae yang berfungsi mengabsorbsi
nutrien dan cahaya.
2.4.3 Perkembangbiakan Algae
Perkembangbiakan
secara aseksual pada algae seperti pada jasad eukariotik lain, yaitu dengan
terbentuknya dua jenis sel khusus yang disebut gamet yang bersifat haploid. Dua
sel gamet tersebut melebur dan menghasilkan zygot yang bersifat diploid. Zygot
mempunyai dua turunan masing-masing kromosom (2n). Gamet hanya mempunyai satu
turunan kromosom (1n). Proses reduksi jumlah kromosom ini disebut meiosis. Meiosis
terjadi dalam masa-masa yang berbeda pada berbagai siklus hidup algae. Beberapa
jenis algae selama siklus hidupnya terutama berada pada fase diploid, tetapi
algae lain mempunyai fase zygot sampai meiosis yang sangat singkat sehingga
dalam siklus hidupnya terutama berada pada fase haploid. Algae yang berukuran
besar (makroskopik) ada yang mempunyai 2 macam struktur reproduktif yang
berbeda, yaitu gametofit (haploid) dan sporofit (diploid). Sebagai contoh
adalah pada Ulva yang termasuk algae hijau. Perkembangbiakan secara aseksual
terjadi melalui proses yang disebut mitosis. Algae lain, khususnya yang
multiseluler, berkembang biak dengan berbagai cara. Beberapa jenis algae dapat
mengadakan fragmentasi, yaitu pemotongan bagian filamen yang kemudian dapat
tumbuh menjadi individu baru. Algae lainnya mampu berkembang biak dengan
menghasilkan spora. Spora algae mempunyai struktur yang berbeda dengan
endospora pada bakteri. Spora ada yang dapat bergerak aktif, yang disebut
zoospora, dan ada yang tidak dapat bergerak aktif (nonmotil) disebut autospora.
2.4.4
Klasifikasi
Algae
Berdasarkan macam klorofil dan pigmen lain
yang dominan, alga dibagi menjadi empat divisio, yaitu:
·
Chlorophyta
(ganggang hijau)
·
Phaeophyta
(ganggang cokelat)
·
Chrysophyta
(ganggang keemasan)
·
Rhodophyta
(ganggang merah)
2.4.5
Manfaat bagi kehidupan manusia:
·
Ganggang
merupakan plankton, sebagai makanan ikan.
·
Agar-agar
sebagai bahan makanan, kosmetik, dan farmasi dari anggota Rhodophyta, yaitu
Eucheuma, Gracillaria, Gelidium.
·
Asam
alginat sebagai bahan es krim, cat, kosmetik, dan tekstil. Bahan ini
diekstraksi dari anggota Phaeophyta, yaitu Laminaria.
·
Bahan
makanan sebagai protein sel tunggal (PST) dari anggota Chlorophyta, yaitu
Chlorella.
2.5.1 Protozoa
Protozoa
merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan
protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di
bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa.
Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel
tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan
kemampuan untuk berfotosintesa.
2.5.2
Morfologi Protozoa
Semua protozoa mempunyai
vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan
kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak
vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam
bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista.
Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk
mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan,
maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai
dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan
algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilitas
ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti
Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca.
Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk
membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat
menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam
bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya
dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel
tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu),
flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif.
2.5.3 Sistem Perkembangbiakan Protozoa
Protozoa dapat
mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa protozoa
bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa menggunakan
kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon adalah hermaphroditic.
Nama lain untuk
protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat menyebabkan malaria atau
disentri amuba.
2.5.4 Klasifikasi Protozoa
Klasifikasi
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan Alat Gerak, berikut ini
adalah Klasifikasi Protozoa:
·
Rhizopoda (Sarcodina) = alat geraknya berupa kaki
semu / pseudopoda.
·
Flagellata (Mastigophora) = alat geraknya berupa nagel
(bulu cambuk).
·
Ciliata (Ciliophora) = alat gerak berupa silia (rambut getar)
·
Sporozoa = adalah protozoa yang tidak memiliki alat
gerak, Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya.
2.5.5 Manfaat bagi kehidupan manusia
·
Protozoa yang hidup dalam usus manusia
atau hewan ; Entamoeba Coli, membantu proses pembusukan, dan daat juga membantu
pembentukan vitamin K
·
Sebagai bahan
dasar pembuatan alat gosok.
Endapan cangkangradiolaria didasar
perairan akan membentuk tanah radiolarian tanahtersebut mengandung zat kersik
dan dapat digunakan sebagai bahanpenggosok.
2.6 Perbedaan Sel Tumbuhan,Hewan Dan
Sel Bakteri
PERBEDAAN
SEL TUMBUHAN, HEWAN, DAN SEL BAKTERI
No
|
Sel tumbuhan
|
Sel hewan
|
Sel bakteri
|
1.
|
Selnya lebih besar dari pada sel
hewan
|
Selnya lebih kecil dari pada sel
tumbuhan
|
Sel bakteri sangat kecil
|
2.
|
Bentuknya tetap
|
Bentuknya tidak tetap
|
Bentuknya tetap
|
3.
|
Mempunyai dinding sel dari
selulosa
|
Tidak mempunyai dinding sel
|
Mempunyai dinding sel dari
lipoprotein
|
4.
|
Mempunyai plastida
|
Tidak mempunyai plastida
|
Tidak mempunyai plastida
|
5.
|
Mempunyai vakuola / rongga sel
yang besar
|
Tidak mempunyai vakuola, walaupun
terkadang sel hewan uniseluler mempunyai vakuola( tidak sebesar yang dimiliki
tumbuhan ) yang dimiliki adalah verisikel
|
Tidak mempunyai vakuola
|
6.
|
Menyimpan tenaga dalam bentuk
(granul) pati
|
Menyimpan tenaga dalam bentuk
(granul) glikogen
|
-
|
7.
|
Tidak mempunyai sentrosom
|
Mempunyai sentrosom
|
Tidak mempunyai sentrosom
|
8.
|
Tidak mempunyai lisosom
|
Mempunyai lisosom
|
-
|
9.
|
Nukleus lebih kecil dari pada
vakuola
|
Nukleus lebih besar dari pada
vakuola
|
Tdak memiliki nukleus dalam arti
sebenarnya
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki
kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami
pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.
Mikroorganisme tersebut juga berguna bagi kehidupan manusia. Mikroorganisme ini
juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan,
dan tingkat pembiakannya relative cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Coyne,
Mark S. 1999. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. Delmar Publisher,
USA.
Pelczar,
Michael J. 1999. Microbiology. McGRAW-HILL INTERNATIONAL EDITIONS, USA.
Syamsuri,
Istamar. 2004. BIOLOGI untuk SMA kelas X. Erlangga, Jakarta.
Waluyo,
Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM PRESS, Malang.
Winarni,
Endang Widi. 2007. Biologi 3. Esis, Jakarta.
Comments