Teknologi Cloning dan splitting embrio

Saat ini pembelahan embrio secara fisik telah berhasil menghasilkan kembar identik pada domba, sapi, babi dan kuda. Walaupun secara teoritis pembelahan dapat dilakukan beberapa kali, tetapi sampai saat ini tingkat keberhasilannya masih sangat rendah. Embrio sapi pada stadium akhir dan blastosist dapat dibelah menjadi dua bagian, setengahnya dapat dikembalikan langsung kedalam
uterus dan sebahagian sisanya dapat segera ditransfer ke resipien. Teknik splitting ini dimasa depan mempunyai prospek yang sangat bagus, terutama pada ternak yang mempunyai nilai ekonomis tinggi (sapi perah). Akan tetapi penyempurnaan agar tingkat keberhasilannya lebih baik lagi dan aplikasinya lebih mudah dan murah perlu terus dilakukan. Pada tahun 1952 untuk pertama kalinya dilaporkan keberhasilan cloning pada katak dan pada tahun 1980an untuk pertama kali dilaporkan cloning pada domba.
            Tahun 1996 telah dilaporkan suatu hasil cloning domba yang berasal dari sel somatik jaringan kelenjar susu. Selanjutnya cloning pada tikus yang berasal dari sel kumulus sel telur pada stadium methaphase II juga telah berhasil. Yang terbaru adalah keberhasilan kelahiran delapan ekor pedet hasil cloning yang berasal dari sel epithel jaringan reproduksi sapi betina dewasa Keberhasilan dari teknologi ini akan memberi Lokakarya Nasional Sapi Potong 2004 101 peluang yang besar terhadap kemajuan iptek peternakan di masa yang akan datang. Splitting maupun cloning juga akan sangat bermanfaat dalam membantu program konservasi secara in vitro (cryogenic preservation). Akan tetapi upaya-upaya agar teknologi ini mempunyai manfaat ekonomis masih perlu dikaji, disamping masalah lain yang berkaitan dengan masalah sosial. Saat ini perkembangan teknologi splitting embrio di Indonesia masih sangat terbatas, baik dalam arti jumlah kegiatannya maupun tingkat keberhasilanya.

Comments