Metabolisme Karbohidrat II


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ternak terdapat beberapa jenis, diantaranya ternak ruminansia dan ternak nonruminansia. Ruminantian terjadi pada hewan pemamah biak, Pengeluaran kembali makanan yang telah tercerna sebagian yang disebut cad, keluar dari rumen yang mengunyahnya untuk kedua kalinya disebut juga cudding. Hewan Ruminansia adalah hewan pemakan hijauan atau herbivora yang memiliki lambung dengan beberapa ruangan. Hewan ruminansia termasuk dalam sub ordo Ruminansia dan ordonya adalah Artiodaktil atau berkuku belah. Hewan ruminansia memiliki empat lambung, yaitu: Rumen, Retikulum, Omasum, Abomasum.
Selain itu hewan ruminansia juga memamah makanan yang telah dicerna atau biasa disebut memamah biak. Contoh hewan ruminansia yaitu sapi, domba, kambing dan rusa. Hewan non ruminansia adalah hewan yang hanya memiliki satu lambung atau mono gastrik. Hewan non ruminansia merupakan hewan berperut tunggal dan sederhana. Alat pencernaannya terdiri dari mulut, esophagus, perut, usus halus, usus besar dan rektum. Sistem pencernaannya disebut simple monogastric system
1.2.  Manfaat
1)      Untuk mengetahui zat yang terkandung di dalam metatabolisme karbohidrat
2)      Untuk mengetahui fungsi metabolisme karbohidrat
3)      Untuk mengetahui perbedaan metabolisme karbohidrat pada ruminansia dan non ruminansia
4)      Untuk mengetahui proses metabolisme karbohidra yang terjadi pada ruminansia dan non ruminansia




BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Pengertian Karbohidrat

Adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom O. karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural & metabolik. sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum / selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan Binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung tumbuhan. sehingga tergantung dari tumbuhan. karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi, yang melalui proses metabolisme.
Banyak sekali makanan yang kita makan sehari hari adalah suber karbohidrat seperti : nasi/ beras,singkung, umbi-umbian, gandum, sagu, jagung, kentang, dan beberapa buah-buahan lainnya, dll.
Rumus umum karbohidrat yaitu Cn(H2O)m, sedangkan yang paling banyak kita kenal yaitu glukosa : C6H12O6, sukrosa : C12H22O11, sellulosa : (C6H10O5)n

Klasifikasi Karbohidrat:
            a. Monosakarida : terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang lebih sederhana.
tidak dapat dihidrolisis ke bentuk yang lebih sederhana. berikut macam-macam monosakarida : denagn ciri utamanya memiliki jumlah atom C berbeda-beda :
triosa (C3), tetrosa (C4), pentosa (C5), heksosa (C6), heptosa (C7).
Triosa : Gliserosa, Gliseraldehid, Dihidroksi aseton
Tetrosa : threosa, Eritrosa, xylulosa
Pentosa : Lyxosa, Xilosa, Arabinosa, Ribosa, Ribulosa
Hexosa : Galaktosa, Glukosa, Mannosa, fruktosa
Heptosa : Sedoheptulosa
            b. Disakarida : senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau tidak. Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul monosakarida.
hidrolisis : terdiri dari 2 monosakatida
sukrosa : glukosa + fruktosa (C 1-2)
maltosa : 2 glukosa (C 1-4)
trehalosa ; 2 glukosa (C1-1)
Laktosa ; glukosa + galaktosa (C1-4)

            c. Oligosakarida :senyawa yang terdiri dari gabungan molekul2 monosakarida yang banyak gabungan dari 3 – 6 monosakarida
dihidrolisis : gabungan dari 3 – 6 monosakarida misalnya maltotriosa

            d. Polisakarida : senyawa yang terdiri dari gabungan molekul- molekul  monosakarida yang banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida. Polisakarida merupakan jenis karbohidrat yang terdiri dari lebih 6 monosakarida dengan rantai lurus/cabang.

2.2. Metabolisme Karbohidrat Pada Ruminansia
Ada 2 macam proses yang sangat essensial untuk kehidupan yaitu
1. asimilasi bahan makanan.
2. pembuangan hasil sisa makanan yang tidak berguna.
Bahan makanan terdiri dari unit kimiawi yang kompleks seperti protein dan lemak. Hasil sisa makanan adalah zat-zat sederhana seperti karbondioksida dan air jumlah dari perubahan yang dialami bahan makanan dalam konversinya sampai kepada hasil sisa disebut metabolisme. Istilah tersebut digunakan untuk perubahan yang terjadi pada bahan makanan yang telah diserap dan berkaitan dengan perombakan jaringa-jaringan tubuh atau sering disebut metabolisme antara.
a.      Pencernaan Karbohidrat
Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut, dimana bahan makanan bercampur dengan ptialin, yaitu enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva (saliva hewan ruminansia sama sekali tidak mengandung ptyalin). Ptialin mencerna pati menjadi maltosa dan dekstrin. Pencernaan tersebut sebagian besar terjadi di mulut dan lambung. Mucin dalam saliva tidak mencerna pati, tetapi melumasi bahan makanan sehingga dengan demikian bahan makanan mudah untuk ditelan.
Mikroorganisme dalam rumen merombak selulosa untuk membentuk asam-asam lemak terbang. Mikroorganisme tersebut mencerna pula pati, gula, lemak, protein dan nitrogen bukan protein untuk membentuk protein mikrobial dan vitamin B. Tidak ada enzim dari sekresi lambung ruminansia tersangkut dalam sintesis mikrobial.
Amylase dari pankreas dikeluarkan ke dalam bagian pertama usus halus (duodenum) yan kemudian terus mencerna pati dan dekstrin menjadi dekstrin sederhana dan maltosa. Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah usus mencerna pula karbohidrat. Enzim-enzim tersebut adalah
1. sukrase (invertase) yang merombak sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
2. maltase yang merombak maltosa menjadi glukosa
3. laktase yang merombak laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Mikroorganisme dalam caecum dan colon mencerna pula selulosa menjadi asam-asam lemak terbang. Enzim yang dikeluarkan oleh tractus digestivus hewan tidak turut campur dalam pencernaan selulosa tersebut di atas yang dilakukan oleh mikroorganisme caecum dan colon.
b.      Pencernaan Mikrobial Terhadap Karbohidrat
Enzim yang dihasilkan tractus digestivus tidak sanggup mencerna selulosa dan pentosan, zat-zat membentuk dinding sel tumbuhan dan merupakan sebagian besar bahan pada jerami. Akan tetapi zat-zat tersebut dicerna oleh bakteri dalam tiga bagian pertama dari lambung hewan ruminansia, di dalam caecum dan colon kuda dan sejumlah kecil di dalam usu besar hewan lain. Jumlah bakteri dalam isi rumen adalah banyak sekali. Bakteri tersebut merombak selulosa dan pentosan ke dalam asam-asam organik (terutama asetat) dan kemungkinan dalam jumlah kecil ke dalam gula sederhana. Dalam proses tersebut terbentuk terbentuklah gas (karbondioksida dan metana) dan panas.
Asam-asam organik merupakan makanan bagi hewan, sama halnya seperti gula, akan tetapi gas yang terbentuk tidak ada nilainya. Panas yang di timbulkan tidak digunakan, kecuali bila hewan memerlukan panas tersebut untuk menjaga suhu normal tubuhnya. Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa penyerapan zat-zat makanan yang larut seperti asam-asam organik dapat berlangsung dari lambung hewan ruminansia, akan tetapi sebagian besar dari penyerapan terjadi dari usus halus.
Kesanggupan hewan ternak untuk menggunakan serat kasar dan pentosan dalam makanan tergantung pada kecernaan bakteri. Hal ini merupakan suatu kejadian yang penting dalam makanan sapi dan domba dan merupakan alasan utama mengapa hewan tersebut dapat hidup terutama dari jerami. Dinding sel yang beserat tidak hanya digunakan untuk makanan, tetapi dengan pencernaan tadi zat makanan yang terdapat di dalam menjadi bebas, dengan demikian akan menjadi lebih mudah dicerna oleh getah pencernaan di dalam lambung dan dalam usus. lignin dalam makanan hanya dicerna dalam jumlah sedikit.
Zat-zat asam dan gas yang terbentuk akibat bekerjanya mikroorgaisme dalam rumen merupakan hasil akhir berbagai reaksi antara. Seslulosa, pentosan dan pati dihidrolisis menjadi monosakarida kemudian difermentasi. Banyaknya asam yang terbentuk bervariasi tergantung macam ransum yang diberikan, adanya organisme dan faktor yang lainnya.asam asetat merupakan 2/3 sampai ¾ atau lebih dari jumlah seluruhnya. Menyusul berturut-turut asam propionate dan asam butirat. Asam volatile yang ada dalam rumen tidak semuanya berasal dari fermentasi karbohidrat, Karena sebagian berasal dari hasil kerja mikroorganisme terhadap protein atau ikatan lainnya yang mengandung nitrogen. Asam-asam tersebut masuk dalam abomasums mengalami pencernaan dan masuk ke dalam usus kemudian diserap masuk peredaran darah. Setelah diserap akan diubah menjadi energi, lemak, karbohidrat dan hasil lainnya yang dibutuhkan tubuh.
Dari bagian-bagian berserat pada bahan makanan ligninlah yang paling tahan terhadap serangan mikroorganisme sehingga hanya sedikit sekali yang dapat dicerna. Selulosa lebih banyak dapat dirombak dan hemiselulosa yang paling dapat dicerna. Pati dan gula siap diubah menjadi asam dan gas.
2.3.Metabolism Karbohidrat Pada Non Ruminansia(manusia)
Metabolisme manusia pertama kali diterbitkan oleh Santorio Santorio pada tahun 1614 di dalam bukunya, Ars de statica medecina yang membuatnya terkenal di Eropa. Dia mendeskripsikan rangkaian percobaan yang dilakukannya, yang melibatkan penimbangan dirinya sendiri pada sebuah kursi yang digantung pada sebuah timbangan besar sebelum dan sesudah makan, tidur, bekerja, berhubungan seksual, berpuasa makan atau minum, dan buang hajat. Dia menemukan bahwa bagian terbesar makanan yang dimakannnya hilang dari tubuh melalui perspiratio insensibilis (mungkin dapat diterjemahkan sebagai “keringatan yang tidak tampak”). Santorio Santorio dikenal dengan nama Santorio Santorii. Ayahnya bernama Antonio Santori.
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat selular. Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik,
1. Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energy
2. Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai hormon, dan dipercepatkan oleh senyawa organik yang disebut sebagai enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis. Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang berinteraksi dengan enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat yang lazim disebut dengan metabolit, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil tersebut misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh makhluk hidup, baik intraselular maupun ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan ini lebih cepat dari perombakannya, maka organisme akan tumbuh.
Proses Anabolisme
Jalur anabolisme yang membentuk senyawa-senyawa dari prekursor sederhana mencakup:
1. Glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa. Glikogenesis adalah lintasan metabolisme yang mengkonversi glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di dalam hati. Lintasan ini diaktivasi di dalam hati, oleh hormon insulin sebagai respon terhadap rasio gula darah yang meningkat, misalnya karena kandungan karbohidrat setelah makan; atau teraktivasi pada akhir siklus Cori. Penyimpangan atau kelainan metabolisme pada lintasan ini disebut glikogenosis.
2. Glukoneogenesis, pembentukan glukosa dari senyawa organik lain. Glukoneogenesis adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain glikogenolisis, untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk menghindari simtoma hipoglisemia. Pada lintasan glukoneogenesis, sintesis glukosa terjadi dengan substrat yang merupakan produk dari lintasan glikolisis, seperti asam piruvat, asam suksinat, asam laktat, asam oksaloasetat.
C. Katabolisme
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan energi berupa ATP yang biasa digunakan organisme untuk beraktivitas. Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain, dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP(Adenosin trifosfat) dan berenergi elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid adenin dinukleotida H2) serta FADH2 (Flavin adenin dinukleotida H2). Contoh katabolisme adalah respirasi. Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, katabolisme dibagi menjadi dua, yaitu respirasi aerob dan anaerob. Respirasi aerob adalah respirasi yang membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi. Sedangkan, respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi.
C. Glikogenolisis
Glikogenolisis proses pemecahan glikogen menjadi glukosa atau glukosa 6 fosfat pada saat respon gula darah rendah. Proses ini terjadi di sitosol. Nah disini adalah proses kebalikan, kalo yang tadi pembentukan rantai sekarang degradasi rantai. Reaksinya:
1. shortening of chain
Menggunakan bantuan dari Pi, glikogen fosforilase memotong rantai 1.4 pada bagian cabang terluar dari glikogen. Glikogen fosforilase akan berhenti ketika cabang yang dipotong tersebut tingggal memiliki 4 glukosa residu. Molekul glikogen yang telah terdegradasi dari branch point disebut limit dextrine.
2. removal of chain
Dimulai dari adanya oligoglukotransferase yang memutuskan 3 dari 4 glukosa residu yang tadi pada saat shortening of chain dan mentransfernya ke non reducing end pada rantai lain. Ini menyebabkan terbentuknya rantai cabang 1.6. lalu dilanjutkan dengan amiloglukosidase yaitu debranching enzime yang pastinya fungsinya untuk memutuskan cabang dari 1.6 tersebut. Nah sehingga akan terbentuk satu rantai tanpa cabang.
Jadi intinya glikogen akan diubah menjadi glukosa 1 fosfat oleh glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1 fosfat ini akan diubah menjadi glukosa 6 fosfat oleh fosfoglukomutase. Lalu gukosa 6 fosfat ini diubah oleh glukosa 6 fosfatase menjadi glukosa. Dan glukosa akan berdifusi dari sel ke darah. Lalu kadar gula darah jadi normal lagi. tapi ada juga peyakitnya yang disebut glikogen storage disease dan terbagi atas beberapa tipe-tipe.
a. Tipe 1 Von Gierke's disease terjadi karena defisiensi glukosa 6 fosfatase pada jaringan hati.
b. Tipe 2 Pompe's disease karena defisiensi enzim alfa-1.4 glukosidase pada semua lisosom
c. Tipe 3 Cori's disease karena defisiensi dari amilo 1.6 glukosidase atau debranching enzim pada jaringan di semua organ
d. Tipe 4 Anderson's disease karena defisiensi amilotransglikosidase pada jaringan di liver dan mungkin pada semua jaringan.
e. Tipe 5 Mc Ardle's diseasekarena defisiensi glikogen fosforilase pada jaringan otot.
Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme umum untuk biosintesis disakarida dan polisakarida. Dalam berbagai tumbuhan seperti tanaman tebu, disakarida sukrosa dihasilkan dari glukosa dan fruktosa melalui mekanisme biosintesis tersebut. Dalam hal ini UDP-glukosa abereaksi dengan fruktosa 6-fosfat, dikatalis oleh sukrosa fosfat sintase, membentuk sukrosa 6-fosfat yang kemudian dengan enzim sukrosa fosfatase dihidrolisis menjadi sukrosa.
1. Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-fosfat. Berbeda dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak melibatkan UDP-glukosa, dan enzimnya adalah glikogen fosforilase. Selanjutnya glukosa 1-fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis) yaitu fosfoglukomutase.
2. Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam reaksi ini enzim lain, glukosa 6-fosfatase, melepaskan gugus fosfat sehigga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan ATP dari ADP dan fosfat.
Glikogenolisis berlangsung dengan jalur yang berlainan. Dengan adanya enzim fosforilase, fosfat anorganik melepaskan sisa glukose non mereduksi ujung dalam satu persatu untuk menghasilkan D-glukose fosfat 1-fosfat. Proses glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen yang berlangsung lewat jalan yang berbeda, tergantung pada proses yang mempengaruhinya. Molekul glikogen menjadi lebih kecil atau lebih besar, tetapi jarang apabila ada molekul tersebut dipecah secara sempurna. Meskipun pada hewan, glikogen tidak pernah kosong sama sekali. Inti glikogen tetap ada untuk bertindak sebagai aseptor bagi glikogen baru yang akan disintesis bila diperoleh cukup persediaan karbohidrat. Sekitar 85% D-glukose 1-fosfat, sedang 15% dalam bentuk glukose bebas
Proses pada saat makan, hati dapat menarik simpanan glikogennya untuk memulihkan glukosa di dalam darah (glikogenolisis) atau dengan bekerja bersama ginjal, mengkonversi metabolit non karbohidrat seperti laktat, gliserol dan asam amino menjadi glukosa. Upaya untuk mempertahankan glukosa dalam konsentrasi yang memadai di dalam darah sangat penting bagi beberapa jaringan tertentu, glukosa merupakan bahan bakar yang wajib tersedia, misalnya otak dan eritrosit.
Proses dimulai dengan molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya asam laktat. Serangkaian reaksi-reaksi dalam proses glikolisis tersebut dinamakan jalur Embeden-Meyerhof. Reaksi-reaksi yang berlangsung pada proses glikolisis dapat dibagi dalam dua fase. Pada fase pertama glukosa diubah menjadi triosafosfat dengan proses fosforilasi. Fase kedua dimulai dari proses oksidasi triosafosfat hingga terbentuk asam laktat. Perbedaan antara kedua fase ini terletak pada aspek energi yang berkaitan dengan reaksi-reaksi dalam kedua fase tersebut.
Terdapat tiga jalur penting yang dapat dilalui piruvat setelah glikolisis. Pada organismeaerobik, glikolisis menyusun hanya tahap pertama dari keseluruhan degradasi aerobik glukosa menjadi CO2 dan H2O. Piruvat yang terbentuk kemudian dioksidasi dengan melepaskan gugus karboksilnya sebagai CO2, untuk membentuk gugus asetil pada asetil koenzim A. Lalu gugus asetil dioksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O oleh siklus asam sitrat, dengan melibatkan molekul oksigen. Lintas inilah yang dilalui piruvat pada hewan aerobik sel dan tumbuhan (Leehninger, 1991).
Glukosa dimetabolisasi menjadi piruvat dan laktat di dalam semua sel mamalia melalui lintasan glikolisis. Glukosa merupakan substrat yang unik karena glikolisis bisa terjadi dalam keadaan tanpa oksigen (anaerob), ketika produk akhir glukosa tersebut berupa laktat. Meskipun demikian, jaringan yang dapat menggunakan oksigen (aerob) mampu memetabolisasi piruvat menjadi asetil koenzim A, yang dapat memasuki siklus asam sitrat untuk menjalani proses oksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O dengan melepasan energi bebas dalam bentuk ATP, pada proses fosforilasi oksidatif.
2.4. Perbedaan Metabolisme Karbohidrat Ruminansia Dan Non Ruminansia
a.      Ruminansia
Ada 2 macam proses yang sangat essensial untuk kehidupan yaitu
1. Asimilasi bahan makanan.
2. Pembuangan hasil sisa makanan yang tidak berguna.
Bahan makanan terdiri dari unit kimiawi yang kompleks seperti protein dan lemak. Hasil sisa makanan adalah zat-zat sederhana seperti karbondioksida dan air jumlah dari perubahan yang dialami bahan makanan dalam konversinya sampai kepada hasil sisa disebut metabolisme. Istilah tersebut digunakan untuk perubahan yang terjadi pada bahan makanan yang telah diserap dan berkaitan dengan perombakan jaringa-jaringan tubuh atau sering disebut metabolisme antara.
2.      Saluran pencernaan ruminansia.

Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat pencernaan kadang-kadang berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain.
b.      Non Ruminansia
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik,
1. Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energy
2. Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
3. Saluran pencernaan non ruminansia.
Pada ternak non ruminansia atau hewan yang mempunyai labung tunggal alat pencernaanya terdiri dari :
Mulut ( cawar oris ) tekak ( pharing ) kerongkongan ( esophagus ) gastrium ( lambung ) intestinum tenue ( usus halus: duodenum, ileum ,jejunum ) usus kasar ( caecum dan rektum) anus.
Saluran pencernaan ini dinamakan dengan monogastrik, pada jenis unggas saluran

pencernaanya mempunyai beberapa perbedaan dalam bentuk anatominya dengan hewan monogastrik lainnya, tetapi fungsinya secara umum dapat di katakana hampir sama, sedangkan pada hewan ruminansia lebih komleks.
Perbedaan kebutuhan zat makanan ternak ruminansia dan non ruminansia









BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Pengertian Karbohidrat
Adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom O. karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural & metabolik. sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum / selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan Binatang tidak dapat menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung tumbuhan. sehingga tergantung dari tumbuhan. karbohidrat merupakan sumber energi dan cadangan energi, yang melalui proses metabolisme.
Amylase dari pankreas dikeluarkan ke dalam bagian pertama usus halus (duodenum) yan kemudian terus mencerna pati dan dekstrin menjadi dekstrin sederhana dan maltosa. Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah usus mencerna pula karbohidrat. Enzim-enzim tersebut adalah
1. sukrase (invertase) yang merombak sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
2. maltase yang merombak maltosa menjadi glukosa
3. laktase yang merombak laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat selular. Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik,
Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan energi berupa ATP yang biasa digunakan organisme untuk beraktivitas. Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain, dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP(Adenosin trifosfat) dan berenergi elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid adenin dinukleotida H2) serta FADH2 (Flavin adenin dinukleotida H2). Contoh katabolisme adalah respirasi. Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, katabolisme dibagi menjadi dua, yaitu respirasi aerob dan anaerob.
2.2.Saran
Bapak.ibuk dan teman pendengar atau pembaca makalah ini, mohon kritik dan saran yang bersifat membangun makalah ini untuk lebih baik kedepan nya.
Penulis merasa sungguh banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun hal lainnya.

Comments